MAKALAH DIPLOMASI
HUBUNGAN BILATERAL INDONESIA DAN SINGAPURA
BAB I : PENDAHULUAN
Asia tenggara merupakan sub kawasan yang terdiri dari negara
Indonesia, Filipina, Thailand, Kamboja, Brunei Darussalam, Malaysia, Laos,
Myanmar, Singapura, dan Vietnam. Luas wilayahnya sekitar 4.500.000 km2. Untuk
menjalin kerja sama antar negara asia tenggara, didirikanlah ASA (Association
of Southeast Asia), organisasi reigional pertama di kawasan Asia Tenggara
sebagai wadah kerja sama antar negara pada tahun 1961, namun organsiasi ini
tidak bertahan lama karena pecahnya konflik Filipina dan Malaysia atas status
daerah Sabah yang diklaim sebagai wilayah Filipina. Keadaan
ini mendorong lahirnya Maphilindo (Malaysia, Filipina, Indonesia) yang pada
akhirnya bubar karena konflik Indonesia yang menentang pembentukan negara
Malaysia.
Kemudian pada
tanggal 5-8 Agustus 1967, atas kesepakatan lima mentri luar negri Asia
Tenggara, yakni Adam Malik (Indonesia), Tun Abdul Razak (Malaysia), Thanat
Khoman (Thailand), Rajaratnam (Singapura), dan Narsisco Ramos (Filipina)
didirikanlah ASEAN sebagai organisasi regional Asia Tenggara berdasarkan
Deklarasi Bangkok. Baru pada 1 Januari 1984 Brunei bergabung, dan disusul
negara lainnya seperti Vietnam (1995), Myanmar dan Laos (1997), Kamboja (1999).
Hubungan Bilateral Indonesia Singapura
telah menunjukkan peningkatan di berbagai bidang kerjasama terutama hubungan
kerjasama politik, hubungan kerjasama ekonomi dan hubungan kerjasama
sosial budaya. Selain itu kunjungan antara sesama pejabat Pemerintah maupun
swasta di kedua negara telah memberikan kontribusi yang besar bagi
pengembangan hubungan kerjasama dan peningkatan investasi di kedua negara.
Hubungan diplomatik Indonesia- Singapura dilakukan secara
resmi pada bulan September 1967, yang dilanjutkan dengan pembukaan
kedutaan besar masing-masing negara. Secara politik, pada dasarnya
hubungan Indonesia–Singapura mengalami fluktuasi didasarkan
isu permasalahan menyangkut kepentingan nasional masing-masing negara,
namun demikian kedua negara memiliki fondasi dasar yang kuat untuk
memperkuat dan meningkatkan hubungan kedua negara yang lebih
konstruktif, pragmatis dan strategis. Penandatanganan Perjanjian
Ekstradisi dan Perjanjian Kerja Sama Pertahanan antara kedua negara di Bali
tanggal 27 April 2007 salah satu koridor hukum bagi
palaksanaan dan peningkatan hubungan bilateral kedua negara, meskipun masih
diperlukan pendekatan-pendekatan pada teknis pelaksanaannya.
Di bidang ekonomi, Singapura
dengan luas negara 682.7 km2 dan populasi penduduk sekitar
4.657.542 jiwa telah tumbuh menjadi negara yang memiliki
kekuatan ekonomi yang besar, karena menjadi perlintasan transaksi jasa
ekonomi di dunia. Oleh karena itu peningkatan hubungan kerjasama
antara Singapura dan Indonesia sebagai bagian dari upaya
pendekatan good neighbour policy merupakan
peluang kerjasama yang saling mengungtungkan.
Dalam hubungan kerjasama ekonomi, Indonesia dan Singapura
saling melengkapi dan memiliki tingkat komplementaritas yang
tinggi. Indonesia memilki sumberdaya alam dan sumber daya manusia yang
besar sedangkan Singapura memiliki kemampuan pengetahuan dan
tehnologi tinggi, jaringan ekonomi serta sumber daya keuangan yang
besar. Kondisi ini menjadikan Indonesia dan Singapura saling
membutuhkan dan saling melengkapi satu sama lain. Selain itu, di bidang
sosial budaya, kedua negara juga telah mendorong usaha-usaha untuk
meningkatkan kerjasama pendidikan, kebudayaan, pariwisata
serta hubungan people to people contact.
Keinginan
Indonesia untuk berkerjasama dengan negara negara kawasan Asia tenggara telah
terbentuk sejak masa Soekarno menjabat sebagai Presiden Republik Indoensia yang
pertama, terlebih sejak pasca krisis moneter dan politik pada tahun 1997 dan
1998, yang diikuti oleh periode yang disebut dengan periode reformasi, banyak
pengamat yang mengatakan bahwa Indonesia lebih demokratis dalam masalah
kepemerintahannya, terlebih lagi ketika masa transisi itu diiringi dengan
proses desentralisasi, yang membuahkan otonomi kedaerahan dan demokrasi, selian
membuat tata pemerintahan menjadi lebih transparan.
Dalam makalah ini
kami akan membahas kerjasama bilateral antara Indonesia dan Singapura, dimana
singapura menjadi investor utama bagi negara Indonesia baik dari segi
perdagangan, pariwisata, dan investasi.
BAB II : PEMBAHASAN
A. LATAR BELAKANG KERJASAMA
Suatu negara dapat melakukan kerjasama antar negara karena adanya
kepentingan yang sama, dan juga faktor negara yang memiliki kebutuhan namun
tidak bisa memproduksinya oleh negaranya sendiri. Maka
dari itu adanya kerjasama antar negara untuk saling melengkapi kebutuhan serta
kepentingan yang
dibutuhkan masing masing negara. Kerjasama merupakan salah satu instrument untuk mencapai kepentingan suatu
negara kepada negara lain. Suatu
kesepakatan antar satu negara dengan negara lain ataupun antara non negara dengan
negara lain dapat dicapai dengan beerbagai hal,
termasuk kerjasama dan penggunakan diplomasi sebagai instrument untuk mencapai
pa yang dibutuhkan dari diplomasi tersebut. Mengapa negara-negara membutuhkan
suatu kerjasama?, apakah suatu negara hanya membutuhkan kerjasama terjadi
begitu saja dan menghasilkan sesuatu yang tidak berpengaruh diantara kedua
belah pihak?
Berdasarkan pengertian kerjasama, maka setiap negara yang
mengadakan kerjasama dengan negara lain pasti mempunyai tujuan seperti:
a.
Mengisi kekurangan di bidang ekonomi bagi masing masing negara yang
mengadakan kerjasama.
b.
Meningkatkan perekonomian negara-negara yang mengadakan kerjasam
diberbagai bidang.
c.
Meningkatkan taraf hidup manusia, kesejahteraan, dan kemakmuran
dunia
d.
Meningkatkan devisa negara.
Kerjasama tersebut bisa memiliki tujuan yang sangat luas. Di satu
sisi, kerjasama bsia menjadi sarana dalam merenspon berbagai tantangan
eksternal dan menempatkan posisi regional dalam berbagai institusi
internasional atau forum forum negosiasi disisi lain kerjasama bisa
dikembangkan guna menjamin tercapainya berbagai tujaun, nilai-nilai bersama,
atau memecahkan berbagai persoalan bersama, terutama permasalahan yang muncul
dengan menignkatnya derajat interdepedensi regional. Dalam bidang keamanan misalnya,
kerjasama seperti itu bisa dimulai dari stabilisasi dan keseimbangan konsep Balance
of Power secara regional, penanaman nilai nilai kepercayaan bersama, hingga
pembentukan rezim keamanan yang mempunyai kebutuhan yang sama antara kedua
belah pihak.
B. HUBUNGAN INDONESIA DENGAN SINGAPURA
Suatu negara dapat memiliki aliansi atau bersekutu dengan negara manapun
yang dianggapnya cocok tetapi negara tidak dapat memilih tetangga dalam kawasan
negaranya karena faktor geografis sautu negara tidak mungkin dapat dipindahkan.
Indonesia mengadakan kerjasama dengan Singapura karena Singapura
dianggap sebagai negara pengekspor terbesar dalam 4 tahun terakhir dalam
masalah investasi dengan total investasi tahun 2014 mencapai 5,8 miliar dolar
AS di 2.056 proyek. Wisatawan Singapura juga merupakan kunjungan wisata asing
terbesar di Indonesia sejumlah 1.519.223 orang di tahun 2014, meningkat 10,12 %
dari tahun 2013.
Mengapa Indonesia menjalin kerjasama dengan negara Singapura? Kerjasama
Indonesia dan Singapura dimulai dengan adanya kecurigaan dan kekhawatiran
Indonesia untuk diakali oleh Singapura. Salah satu faktornya karena banyaknya sumber daya alam yang dimiliki Indonesia namun
tidak diimbangi dengan adanya sumber daya manusia yang memadai. Akan tetapi, hubungan
tersebut mengalami perkembangan yang begitu pesat sehingga kemudian tubuh
hubungan yang didasarkan atas kesadaran kedua belah pihak adanya sifat saling
membutuhkan.
Hubungan Kerjasama antara Indonesia dan Singapura terwujud dalam
berbagai bidang kehidupan terutama yang menonjol adalah dibidang ekonomi,
dimana singapura sebagai mitra dagang utama bagi Indonesia dan sumber investasi
asing terbesar dan juga asal wisatawan asing terbesar bagi Indonesia.
C.
CONTOH KERJASAMA INDONESIA DAN SINGAPURA
1.
Perdagangan dan Ekonomi
Selat malaka menjadi salah satu pusat perdagangan dunia dan juga jalur
perdangan bahari tersibuk. Hubungan
kerjasama ekonomi yang dimiliki Indonesia dan Singapura menjadikan perdagangan
sebagai motivasi umum utama kedua negara.
Volume perdagangan Indonesia-Singapura mencapai 36 Miliar Dollar
AS. Singapura merupakan investor luar negeri teratas bagi Indonesia, dengan
total kumulatif dari 1, 14 miliar dollar AS pada 142 proyek. Perdagangan antar
kedua negara juga mencapai sekitar 68 miliar dolar AS pada tahun 2010. Pada
tahun itu juga ekspor non-migas Indonesia ke Singapura menjadi yang tertinggi
di kawasan Asia Tenggara.
2.
Pariwisata
Dengan wisatawan yang mencapai 1.373.126 orang pada tahun 2010
menjadikan Singapura sebagai sumber wisatawan asing terbesar bagi Indonesia
seabliknya Indoensai juga menjadi sumber wisatawan terbesar bagi Singapura
2.592.222 wisatawan pada tahun 2011. Selain tujuan bisnis wisatawan Indonesia
tertarik ke Singapura sebagian besar tertarik untuk wisata belanja, wisata
kota, dan pulau resor. Sementara Singapura atertarik ke Indonesia sebagian
besar untuk alam dan budaya.
3.
Investasi
Singapura menjadi investor terbesar dalam 4 tahun terakhir dalam
masalah investasi dengan total investasi tahun 2014 mencapai 5,8 miliar dolar
AS di 2.056 proyek. Wisatawan Singapura juga merupakan kunjungan wisata asaing
terbesar di Indonesia sejumlah 1.519.223 orang di tahun 2014, menigkat 10,12 %
dari tahun 2013.
4.
Keamanan dan antiterorisme
Pada
tanggal 3 Oktober 2005 Perdana Menteri Lee Hsien Loong bertemu Presiden Susilo
Bambang Yudhoyono di Bali, hanya dua hari setelah Bom Bali. Mereka sepakat
untuk memperkuat kerjasama melawan terorisme dan juga kerjasama yang dibahas
dalam bidang ekonomi, perdagangan dan investasi.
5.
Masalah wilayah dan lingkungan hidup
Hubungan
Singapura dengan Indonesia umumnya baik, meskipun isu yang beredar saat ini
termasuk larangan ekspor pasir, dan granit yang sangat
dibutuhkan oleh sektor konstruksi Singapura.
Masalah
kelangkaan lahan dan ruang di Singapura telah mendorong mereka memperluas pulau
mereka melalui upaya reklamasi lahan. Bahan-bahan yang dibutuhkan untuk
reklamasi seperti pasir dan granit, sebagian besar diimpor dari Indonesia.
Tambang pasir dari wilayah Indonesia telah menimbulan keprihatinan atas isu-isu
lingkungan. Pada bulan Agustus 2005, Singapura dan Indonesia menandatangani
Memorandum of Understanding untuk memperluas hak penerbangan antara kedua
negara.
Pada Juni 2013, Singapura menderita akibat kabut yang berasal dari
praktek tebang-dan bakar untuk
membuka lahan perkebunan kelapa sawit di negara tetangga, Indonesia, provinsi
Riau, Sumatera. Pada Juni 2013 kabut mencapai rekor terburuk, mencapai tingkat
kabut polutan tertinggi sejak 1997. Kabut telah mendorong peringatan kesehatan
dari pemerintah Singapura, warga Singapura yang marah juga menyebabkan beberapa
ketegangan diplomatik, pemerintah Singapura memprotes keterlambatan di
Indonesia dalam menangani masalah ini dan mendesak pemerintah Indonesia untuk
mencari langkah-langkah efektif untuk mencegah terjadinya dan mengurangi polusi
kabut asap lintas batas.
D.
DIPLOMASI YANG DITERAPKAN INDONESIA TERHADAP SINGAPURA
Dalam hal berdiplomasi Indonesia memakai sistem diplomasi terbuka,
dimana peran pemerintah untuk bernegosiasi dengan pengusaha-pengusaha
Singapura. Salah satunya adalah kunjungan Joko Widodo ke Singapura pada tanggal
28 – 29 Juli 2015, dimana tema utama dalam kunjungan Joko Widodo adalah untuk
memajukan kerjasama ekonomi kedua negara.
Selain isu bilateral yang dikomunikasikan antara kedua pemimpin
negara, kunjungan tersebut dimanfaatkan untuk membahas isu mengenai ASEAN
karena dalam MEA Indonesia harus memberikan manfaat langsung kepada masyarakat
ASEAN, salah satunya berakitan dengan nasib para pekerja imigran.
Peran pemerintah Indonesia dalam menjalin kerjasama dengan para pengusaha-pengusaha
Singapura bertujuan untuk memajukan perekonomian antar kedua negara sebagai
salah satu bukti kerjasama bilateral dengan cara diploamsi terbuka, yaitu
diplomasi antara pemerintah dengan non pemerintah (pengusaha singapura).
BAB III : KESIMPULAN
Hubungan Indonesia
Singapura mempunyai arti yang sangat penting bagi kepentingan nasional
Indonesia maupun kepentingan kawasan. Dari segi kepentingan nasional, hubungan
kedua negara yang erat, produktif, dan saling menguntungkan mutllak diperlukan
dan harus terus diupayakan terutama guna menciptakan lingkungan eksternal yang
menunjang bagi kepentingan pembangunan nasional Indonesia.
Dalam beberapa
tahun terakhir hubungan antara kedua negara secara umum terus berkembang dan
menunjukkan adanya peningkatan. Namun demikian, dalam kedekatan tersebut sering
terjadi gesekan-gesekan akibat perbedaan kepentingan yang kemudian menjadi
ganjalan dan apabila ganjalan tersebut tidak segera diatasi atau dicari
solusinya akan berpotensi mengganggu hubungan kedua negara.
Kerjasama
Internasional Indonesia-Singapura merupakan sebagian transaksi dan interaksi
sekarang bersifat rutin dan hampir bebas dari konflik. Berbagai jenis masalah
nasional, regional dan global bermunculan dan memerlukan perhatian dari kedua
negara ini. Pemimpin Indonesia- Singapura saling berhubungan dan
berkomunikasi dengan mengajukan alternative pemecahan, perundingan atau
pembicaraan mengenai masalah yang dihadapi, mengemukakan berbagai bukti teknis
untuk menopang pemecahan masalah tertentu dan mengakhiri perundingan dengan
membentuk beberapa perjanjian atau saling pengertian yang memuaskan bagi semua
pihak.
Kerjasama antar negara sangat
penting dilakukan oleh negara-negara tersebut agar dapat mempermudah kerja dan mempercepat tujuan yang ingin
dicapai. Kerjasama antar Negara dapat berjalan lancar apabila adanya dukungan dari
komponen masyarakat dalam negara yang
saling bekerjasama pula.
REFERENSI
Khaeron, Herman; Etika Politik, Nuansa Cendikia. 2013.
Bandung
Nuraeni, Silvya, Deasy, Arifin; Regionalisme dalam Studi Ilmu
Hubungan Internasional, Pustaka Pelajar. 2010. Yogyakarta
Schulte Nordholt, Henk, Gerry: Politik Lokal Di Indonesia,
KTLV Jakarta. Cetakan ketiga 2014. Jakarta
Sharp, Paul; Diplomatics of International Relations.
Cambridge University Press. 2009. Cambridge.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar