Critical Review
Berdasarkan makalah “The political salience of cultural
difference: Why Chewas and Tumbukas
are allies in Zambia and
adversaries in Malawi” yang ditulis oleh Daniel N. Posner
--University of California—
Makalah ini menjelaskan bagaimana suatu kebudayaan dapat
mengakibatkan perbedaaan dan perpecahan budaya, serta pengaruh politik yang dapat
mengakibatan konflik. Berdasarkan makalah yang ditulis oleh Daniel N. Posner mengenai
masalah perpecahan budaya, ada kelompok
yang ingin terlibat diri dalam konflik
yang terjadi dan mengakibatkan perselisihan antara dua kelompok
tersebut. Kelompok tersebut berupa suku
yang kini menetap di kawasan Malawi dan Zambia. Kedua suku tersebut adalah suku
Chewa dan Suku Tambuka. Mereka menetap dan merupakan salah satu populasi
terbesar di kawasan Malawi dan Zambia.
Sebelumnya, Republik Malawi adalah sebuah negara yang terdapat di
daratan Afrika bagian selatan. Malawi berbatasan dengan Tanzania di sebelah
utara, Zambia di barat laut, dan Mozambik di timur, selatan dan barat. Danau
Malawi yang memanjang di sepanjang perbatasan timur Malawi mencakupi seperlima
wilayah negara itu. Asal mula nama Malawi tidak diketahui, nama itu diyakini
berasal dari suku di wilayah selatan atau inspirasi dari 'cahaya matahari yang menyinari
danau', ini dibuktikan dengan lambang negara yang berupa bendera yang
bergambarkan setengah matahri yang memancarkan cahayanya. Selain itu, di negara
ini hidup dua suku yang selalu bertentangan, yaitu Suku Chewas dan Suku Tumbuka.
Tumbuka adalah salah satu kelompok etnis yang bernama Bantu dan meninggali
Utara Malawi, Timur Zambia dan Selatan Tanzania. (wikipedia).
Beda lagi dengan Suku Chewa. Suku Chewa adalah salah satu suku dari
etnis Bantu dari orang Afrika bagian selatan dan kelompok etnis terbesar di
Malawi. Chewa berhubungan erat dengan orang-orang di daerah-daerah sekitarnya
seperti Tumbuka dan Nsenga. Mereka secara historis juga terkait dengan Bemba,
dengan siapa mereka berbagi asal yang sama di Republik Demokratik Kongo.
Seperti dengan Nsenga dan Tumbuka, sebagian besar dari wilayah Chewa berada di
bawah pengaruh Ngoni, yang dari Zulu atau Natal/Transvaal. Selain itu, sering
digunakan Nyanja, nama lain dari Chewa. Bahasa mereka disebut Chichewa. Di mata
dunia, Chewa terutama dikenal karena topeng mereka dan masyarakat rahasia
mereka, yang disebut dengan Nyau, serta teknik pertanian mereka.
Di negara Malawi, sangat banyak orang yang bersal dari suku Chewa
serta suku Tumbuka. Di negara ini juga hidup bermacam-macam suku asli afrika
yang mendiami seperempat wilayah tandus tersebut. Maka tidak heran apabila
potensi konflik ini timbul antara dua suku tersebut. Selain itu, beberapa macam
konflik dan pertikaian yang terjadi di negara tersebut, yang disebabkan oleh
suku Chewa dan Tambuka. Akan tetapi, di wilayah Zambia, kehidupan dua suku ini
lebih damai. Menurut Daniel N. Posner di dalam makalahnya yang di terbitkan
oleh Cambridge Press, ia mengatakan
bahwa keberagaman suku budaya, sistem perkawinan dan beberapa budaya lainnya
menimbulkan potensi konflik yang tinggi antara dua tersebut. Selain itu, desa yang sangat dekat, bahwa ini akan memberikan perselisihan
dalam faktor geografis dan ekologis yang juga dapat mempengaruhi kesejahteraan
atau mode pertanian desa produksi. Dengan demikian, berpotensi sikap mereka
terhadap anggota suku tersebut.
Daniel N. Posner juga
meneliti beberapa pedesaan yang dijadikan sebagai objek observasinya dan
mempelajari bagaimana munculnya konflik yang terjadi di daerah tersebut. Agrikultural menurut dia di keempat desa yang ia jadikan sebagai
objek observasi juga sangat mirip, dan tumbuh di sekitarnya jagung dan
produksinya serta kacang tanah untuk konsumsi lokal. Ada juga sejumlah kecil
tembakau yang subur untuk pasar domestik dan internasional. Dia juga
berhati-hati untuk memilih desa-desa yang sama terkena urusan politik nasional
di masing-masing negara, antara Zambia dan Malawi.
Dari apa yang diteliti oleh Daniel N. Posner diatas tadi
membuktikan bahwasanya adanya keterlibatan sistem politik praktis yang masuk
dalam sebuah kebudayaan, maka dari situ akan menimbulkan potensi konflik yang
akan mengakibatkan perselisihan. Perselisihan yang terjadi kerap mengakibatkan
perang sipil, dan saling diskriminasi antar satu kelompok dengan kelompok yang
lain. Artinya, merupakan sesuatu yang penting dari politik yang ada dan sebuah
kebudayaan akan memepengaruhi suku yang tinggal di kawasan tersebut. Maka
sebaiknya, adanya sebuah politik tidak seharusnya mengganggu sistem kebudayaan
tersebut.
---o0o---
Muhammad Akbar Rahmadi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar