Sabtu, 28 Maret 2015

Sun Rise Di Puncak Gunung Lawu

Sun Rise di Puncak Gunung Lawu: Keajaiban Tuhan yang tak Terhingga.


Gunung Lawu, 3.265 Mdpl

akbarHiers- Setelah Ujian Tengah Semester di kampus UNIDA, kami rombongan, yang berjumlah 8 orang, Akbar(saya sendiri), Adib Luthfi, Rakatama, Fandy, Rahmat, Kurniawan, Ismoyo, dan Ikhlas bersama-sama berencana untuk mendaki Gunung Lawu, yang menduduki peringkat keenam dari sembilan gunung tertinggi di Jawa Timur setelah Semeru, Slamet, Sumbing, Arjuno, dan Raung. Tinggi gunung Lawu 3.265 Mdpl (baca: meter diatas permukaan laut). Disusul setelah gunung Lawu ada gunung Welirang dan Sindoro. Kami kemudian menyewa motor di Pak Har Rental dan Mas Pras Rental di desa kepuh Rubuh, Siman, Ponorogo. Setelah pulang dari kelas perkuliahan, saya sholat di Masjid Jami’ Unida dan setelahnya menyusul teman-teman yang berada di rusunawa 1 yang sedari tadi sudah packing, sedangkan saya sendiri belum.
Setelah Packing, saya langsung pergi ke masjid Darul Hikmah Muhammadiyah Ponorogo, guna melaksanakan sholat ashar. Sebelumnya saya meminjam helm di rumah Miss Sarimah dekat TPA Al-Abror, baru berangkat ke kota Ponorogo. Setelah Sholat ashar kami berdelapan berangkat ke arah kota Magetan.
Setelah sampai di kota Magetan, kami langsung menancap gas motor menuju desa Cemoro Sewu, Kecamatan Plaosan, Magetan. Kami sampai disana pukul 5 sore waktu setempat. Setibanya, kami langsung menuju musholla An-Nur dan menaruh barang-barang di situ. Kemudian kami juga sempat menitipkan motor di warga setempat. Dan  langsung menuju midh’oah dan mengambil air wudhu. Ketika menyentuh air tersebut, ciusssss…masya Allah, dinginnya. Memang seperti ini rasanya air gunung, sudah dingin, rasanya seperti menusuk daging hingga terasa sampai tulang. Sebelumnya kami juga sempat membeli pentol untuk sekedar menghangatkan diri. Baru setelah itu kami menuju masjid untuk menunaikan sholat maghrib berjama’ah.
Setelah makan malam dan dilanjutkan dengan sholat isya, kami bersama-sama menuju gerbang menuju Puncak Lawu. Kami juga juga sedari tadi menyiapkan barang-barang yang sekiranya sangat diperlukan, demi menghidari rasa kelelahan akan barang bawaan yang berat. Setelah itu barulah kami mulai pendakian pertama kali kita semua. Lain lagi dengan Ikhlas, yang sebelumnya sudah menaiki gunung Bromo. 

Depan Gerbang Cemoro Sewu....
Gunung Lawu, Gunug tertinggi yang menduduki peringkat ke enam di Jawa timur gunung ini mempunyai 2 jalur masuk menuju ke puncaknya, ada Jalur Cemoro Sewu dan Jalur Cemoro Kandang. Jarak dari kedua gerbang tersebut sekitar 200 meter. Menurut beberapa sumber dan masyarakat setempat, jalur yang paling mudah untuk dinaiki yaitu jalur Cemoro Sewu, karena jalur ini sudah tertata dengan baik dan disusun oleh masyarakat setempat dengan batu-batu gunung dengan susunan yang sangat rapi, hinga memakan waktu 3 bulan lamanya. Akan tetapi, medannya yang sangat terjang membuat tantangan sendiri bagi pendaki. Gunung Lawu juga mempunyai empat pos, masing-masing posnya berjarak 1 hingga 2 km, tapi jarak terjauh nya dari pos 3 menuju pos 4, hingga dapat dikatakan jarak ke pos 3 ke pos 4  jaraknya sama dengan jarak yang ditempuh dari gerbang utama sampai pos 3.

Sebelum saya masuk, saya sempat minta do’a kepada ibu agar diridho selama pendakian. Karena, ada hadist yang mengatakan kalau ridho Allah terdapat pada Ridho orangtua, makanya sebelum itu saya minta do’a kepada ibu. Kemudian baru beranjak ke gerbang masuk bersama 7 teman lainnya.
Ketika pertama masuk gerbang, tidak lupa kami mengucapkan salam kepada gunung. Mengingat saran ibuku akan adab dan etika mendaki dan memasuki kawasan yang belum pernah kita masuki sebelumnya. Begitu juga dengan buang air kecil dan besar.  “Assalamu’alaikum”, tegas Adib ketika itu, kemudian diikuti dengan teman-teman yang lain. Akan tetapi aku mengikutinya dari dalam hati. Selama perjalanan masuk, cahaya terang sama sekali tidak ada, bahkan rembulan yang menerangi pun nyaris tidak ada cahayanya. Kita hanya bermodalkan headlamp dan beberapa senter yang ada. Ada senter Polisi yang sangat tajam pencahayaanya yang dibawa Adib dan senter biasa yang dibawa Kurniawan.
Bisa dikatakan pendakian pertamaku ini sungguh mendadak. Mengingat perbekalan yang dibawa hanya air minum sebotol, sarung tangan, kupluk, jaket, itu saja. Mungkin ini juga salah satu faktor yang membuat kami semangat untuk mendaki, mengangkat barang-bawaan yang tidak cukup banyak. Mungkin kalau kita membawa barang yang sangat banyak, dipastikan kami tidak akan sampai cepat, mengingat kami harus sampai tepat waktu dan dapat menikmati sunrise di gunung Lawu.

Beda lagi dengan pendaki-pendaki yang ditengah jalan nanti kami jumpai, dari mereka ada yang membawa tas gunung, kompor gas kecil, bahkan ada yang membawa tenda atau kemah-kemah kecil. Yah, barangkali saja mereka berniat untuk berniat berkemah diatas gunung, sedangkan kami hanya ingin mendaki sampai Puncak saja dan mendapatkan sunrise, kemudian langsung turun lagi, mengingat hari sabtu esok ada kelas perkuliahan yang harus dihadiri.

Mulai mendaki, napas sudah mulai tidak teratur. Bukan karena dingin, juga bukan karena udara yang  nyesak, akan tetapi keadaan yang memaksa kami untuk merasa tertekan, mungkin ini yang diberikan Alam bagi pendaki pemula seperti kami. Bisa dikatakan kita kagetlah, bagi seorang pemula. Nafas yang ngos-ngosan, tidak membuatku patah semangat. Mengingat motivasiku untuk mendaki sangat besar. Selagi di jalan, saya sendiri menyempatkan untuk berdzikir, bukti kalau aku sangat mengagungi ciptaan Tuhan. Tidak lupa sambil kuputar surat Al-Baqoroh dengan suara yang agak kecil. Ini semua kulakukan agar selalu mengingat-Nya dalam keadaan apapun, serta dalam keadaan mendaki bukan hanya kita yang berada di wilayah hutan, melainkan ada makhluk lain yang sedang melihat kita.
Ketika rasa negatif itu timbul, aku langsung membuangnya jauh-jauh serta mengingatkan juga kepada teman-teman, “Think Positive, yaah Guys”. Kami juga sempat untuk membuka baju karena hawa yang ada sangat membuat badan gerah. Meskipun udara di bawah sana dingin, ketika menaiki gunung sudah menjadi gerah, karena ita langsung disuguhi dengan batu-batuan yang menukik tajam untuk dinaiki, bahkan tidak heran keringat mengucur dengan derasnya. 

Teman-teman yang kegerahan...hhe...
Setelah sekitar 2 jam berlalu, akhirnya kami sampai di Pos 1. Pos 1 adalah pos pertama yang kami jumpai. Jarak Pos ini sekitar 2.100 Mdpl. Disekitar pos ini ada banyak sampah-sampah yang berserakan di mana-mana. Maklum, ketika malam Ahad, banyak para pemuda-pemudi yang mendaki gunung dan membuat api unggun kecil di pos tersebut. Setelah istirahat sejenak, kami langsung melanjutkan pendakian menuju pos selanjutnya. Jalan sudah mulai terjal dengan batu-batu gunung yang ada. Mulai dari batu-batu yang tumpul sampai yang tajam, membuatku harus memperhatikan langkah-langkah yang sedikit-demi sedikit mulai goyah. Tapi teman-teman yang semangatnya juga sangat tinggi membuatku menahan rasa letih yang mulai menghampiri.   
     
Sebelum kami sampai ke Pos 2, aku melihat ada cahaya api yang menyala-menyala dari dalam gubuk yang sederhana. Perkiraan kami nggak salah lagi. Ternyata ada orang yang tinggal disana sudah sedari pagi. Dari raut wajahnya, sangat kelihatan kalau orang tersebut sudah tua dan menduduki kepala 5. Dia lagi sibuk dengan api kecil yang dibuatnya. Disampingnya ada 2 orang yang sedang terbaring tidur, mungkin anaknya yang sedang istirahat. Setelah kami berbincang-bincang cukup lama, akhirnya kami melanjutkan perjalanan kami.

Sangat banyak hal yang disampaikan sama Pak Tua tadi yang kami jumpai di Pos 2. Beliau sudah berkali-kali menaiki gunung Lawu, bahkan tidak bisa beliau menghitungnya. Singkat cerita, dulu ketika muda, beliau sangat sering mendaki gunung, bahkan tidak berlama-lama, melainkan beberapa jam saja sudah sampai. Beliau juga sangat salut kepada kita-kita, karena masih muda, bisa menyempatkan diri untuk menaiki gunung Lawu.           
Selain itu juga beliau memang hobinya menjadi pendaki. Kata beliau, Gunung Lawu sangat ramai didaki para pendaki, apalagi menjelang malam Ahad dan hari libur. Lebih-lebih malam satu Syuro’ yang konon katanya banyak orang-orang yang mencari pesugihan lah, bersmedi lah, mencari kemuliaan lah dan lain-lain. Yah, maklumlah, kepercayaan animisme dan dinamisme masyarakat pegunungan sangat tinggi, sehingga tidak heran kalau mereka mempercayai hal-hal yang bersifat ghoib tersebut.
Menuju ke Pos 3, udara sudah mulai mencekam, jaket dan peralatan yang kami lepaskan satu persatu, mulai dipakai kembali. Keadaan pada malam hari itu memang cerah, meskipun udaranya semakin menusuk kulit hingga tulang. Andaikata saja malam itu hujan, mungkin kami akan mati kedinginan. Alhamdulillah, Allah sudah mengatur pendakian kami ini, hingga bisa menikmati keagungan-Nya yang tak terhingga. Setelah mendaki sedikit demi sedikit, akhirnya kami menjumpai pos ketiga, yang jaraknya sekitar 2.500 Mdpl.
Pos 3, gerrrr..dingin banget pek...ampe aye merrem g tu tuh..
Ketika sampai di pos ketiga, kulangsung menaiki tembok kecil yang disediakan untuk beristirahat, sungguh keadaan saat itu capek sekali, bahkan kaki sudah mulai bergetar, karena nggak kuat menahan badan ini. Setelah itu Ikhlas mengambil kayu-kayu kecil untuk dibakar dan untuk membuat api unggun kecil. Setelahnya kami langsung menahan rasanya dingin dengan mendekatkan tangan ke arah api. Tidak lupa si Rahmat mengabadikan momen kecil ini. Dia berdiri di pojokan, kemudian “jepreet” akhirnya momen itupun masuk ke dalam jepretan kamera.

Bintang Kecil..heheee..
Kami kemudian melanjutkan perjalanan ke pos selanjutnya. Dari beberapa sumber, benar adanya kalau jarak antara pos 3 sampai pos 4 sangat jauh jaraknya. Layaknya dari titik nol sampai pos 3. Udaranya lebih mencekam. Keringat yang seakan mau keluar banyak, tidak dapat keluar, karena tertahan oleh hawa dingin yang begitu menusuk. Baju dan juga jaket yang kami kenakan, mulai tidak dapat menahan angin yang menusuk, hingga ujung jari kaki dan tangan mulai tidak terasa, dan seakan membeku. Trek yang di alam berikan kepada kita cukup terjal, sampai-sampai membuatku agak kesel, tapi bagaimana lagi, mungkin ini cobaan yang diberikan Tuhan bagi kita untuk tidak menyerah. Sudah sejauh ini, mana mungkin kami bisa turun ke bawah lagi? Memang seperti kali yah bagi para pemuda yang baru pertama kali mendaki gunung. Di sisi lain, kami diperlihatkan oleh alam pemandangan yang sangat indah dan mempesona. Kota Cemoro Sewu yang tadi sore kami melihatnya, kini tidak lebih dari deretan semut yang memakai lampu di kepalanya. Deretan lampu-lampu tersebut sungguh sangat “memukau”. Indah dilihat mata, indah dilihat, dipandangi, hingga menghilangkan rasa kejenuhan kami yang sejak di pos 3 menghampiri. Pagar-pagar pembatas antara batuan terjal dan jurang pemisah dari pos tiga juga sudah berderet dari tadi, membuat ku mudah meraih antar satu batu ke batu yang lainnya. 

Akhirnya setelah lama menelusuri setapak demi setapak, kami pada akhirnya menemukan pos 4, yang memang kondisinya kurang terawat dari pos-pos sebelumnya. Pos 4 ini jaraknya sekitar 2.800 Mdpl dan hanya sebatas penanda bagi para pendaki yang baru sampai, mungkin dari keadaannya yang terjal membuat masyarakat tidak sempat untuk membuat pos-pos seperti yang ada di Pos 1, 2, dan 3. Kemudian setelah itu kami melanjutkan perjalanan menuju pos terakhir, yaitu pos 5. Sebelumnya kami juga sempat menemukan jalur kapur yang di belakangnya tepat “menganga” dengan lebar pemandangan kota jawa timur.

Setelah itu, kami teap melanjutkan peerjalan menuju puncak pertama yang harus didaki, yaitu puncak Hargo Dalem. Akhirnya kami pun tiba di pos lima, yang merupakan jalur terakhir Cemoro Sewu. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan sempat melewati beberapa warung-warung yang ada di situ. Setelah itu kami melanjutkan perjalanan dan menemukan warung tertinggi di Indonessia, yaitu warung Mbok Yem terletak di puncak Hargo Dalem. Warung ini sangat dikenal oleh para pendaki gunung yang pernah menaklukkan Gunung Lawu. Bagaimana tidak masyhur, warung ini warung tertinggi di Indonesia (2.150 Mdpl). Mbok Yem selaku penjaga warung juga belum pernah mematuk harga untuk para pendaki yang ingin bermalam di warung tersebut.


Oh iyya, Sebelumnya kami sempat tersesat karena malam itu sungguh sepi, bahkan tidak ada pendaki yang kelihatan berkemah maupun mendirikan tenda. Biasanya kalau hari libur atau akhir pekan seperti malam Ahad, para pendaki banyak yang mendirikan tenda sekitar jalur Cemoro Sewu, mengingat jalurnya sangat terjal dan membuat para pendaki lelah dan jenuh. Setelah mengetahui kalau jalan yang kita tadi sempat tersesat, kami berbalik arah sekitar 50 meter.
Langkah demi langkah kami telusuri. Mata yang sudah manja dengan ngantuk sudah tidak tertahan lagi, ditambah udara yang begitu menusuk. Kami juga sempat break sekitar setengah jam di pos 5, kami menyempatkan membeli gorengan dan menghirup kopi hangat dan mi kaldu panas. Setelah itu, jam 2 kami melanjutkan perjalanan ke Puncak Hargo Dumilah, puncak tertinggi di Gunung Lawu.
Setelah sampai sampai beberapa meter sebelum puncak, kami melihat jalan setapak yang bertuliskan KKN UGM 2010. Mungkin ini jalan pintas, yang pernah diabadikan mahasiswa UGM ketika Kuliah Kerja Nyata. Kami pun mengikuti kata Fandi yang memutuskan lebih baik untuk mengikuti jalur itu saja daripada melanjutkan jalan ke depan, karena akan memutari gunung dengan jarak yang lebih jauh lagi. Akhirnya ketika menaiki jalur tersebut, wiiiuuuuh, rasanya sunggu melelahkan!!! Jaraknya yang sekitar 80-100 meter, ditambah tanjakan ke atas, membuat kaki tambah lelah dan nggak kuat. 


Akhirnya setelah beberapa menit kemudian, tugu Hargo Dumilah sudah kelihatan. Langsung kupercepat langkah menuju ke atas. Rasa capek dan lelah seakan-akan hilang dan terbayarkan ketika menjelang sampai ke puncak. Akhirnya, pada pukul 02.50, setelah sekitar 10 menit jalan ke  arah puncak, akhirnya kami sampai. Ya Allah, hamba berada di Puncak tertinggi di Daerah perbatasan Jawa Timur dan Jawa Tengah!!! Seketika itu juga aku lari dan mencium tugu Hargo Dumilah, serta dengan penuh rendah diri aku sujud syukur, bukti akan Agungnya ciptaan Allah di dunia ini.

Seketika itu juga aku sadar, bahwa manusia itu kecil, tidak ada apa-apanya. Manusia hanya sebesar semut yang berenang diatas lautan, manusia layaknya sebesar titik di atas bumi ini. Ketika kuarahkan kepala ku ke atas langit, Subhanallah!!!! Bintang-bintang seperti tumpukan pasir yang berada di atas kertas karton putih yang digoyang-goyangkan. Sangat banyak Bung!!! Beda daripada kita melihat bintang dari arah bawah sana yang sangat jauh. Di sisi timur, terpampang dengan lebar gemerlapnya lampu yang sangat banyak di Jawa Tengah yang sangat memanjakan mata. Jalan raya yang lurus dan dapit oleh lampu yang sangat terang menandakan kalau jalan tersebut adalah jalan tol. Demikian juga sisi barat, “menganga” dengan lebar kota-kota Jawa Timur. Kota Magetan yang tadi sore kami jajaki, di pukul 2 dini hari ini, Sungguh, tidak kelihatan dan seakan-akan sudah di dalam perut bumi. Lagi-lagi puji syukur kepada Sang Pencipta, yang menjadikan alam, langit dan bumi sebagai tanda-tanda kebesaran-Nya.                   

“(yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keaadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka peliharalah kami dari siksa neraka”. (QS. 'Ibrahim [14] : 19)

Sembari menanti Shubuh dan matahari  terbit, kami membuat api uggun dalam gubuk kecil disekitar puncak. Dan ketika shubuh mulai tiba, kami mulai melaksanakan sholat Shubuh yang  sebelumya bertayammum. Meskipun juga ada air, mana mungkin ada yang ingin menggunakannya. Air layaknya es batu yang sangat dingin, bahkan mengalahkan dingin-dingin kulkas yang ada di rumah.
Setelah shalat jama’ah bersama Rahmat, (hanya aku dan dia), karena yang lain tidak kuat karena saking dinginnya hawa, bahkan Ismoyo sendiri menggigil tak karuan, hingga tak bisa bergerak, mentari perlahan-lahan muncul dari ufuk timur. Cakrawala mentari berwarna orange terang mulai menyapa dunia. Aku juga sibuk nulis-nulis di atas kertas dan spidol, I Love u Mom & Dad, Aisyah, Alif, all of my Family, dan ilustrasi Lawu, dengan angka 3.265 Mdpl.



Akhirnya Mentari pun di genggaman. Lawu yang selama ini menjadi penantian, akhirnya ditaklukkan juga. Yaaah, dengan resiko, kaki pegel bahkan sejak artikel ini ditulis. Sungguh, Maha Agung Allah, yang menciptakan segala sesuatunya tidak sia-sia dan menjadikannya tanda sebagai Maha Keaguangannya. Thanks God, Thanks Mom, Thanks to my Friend who wishing me, and Thanks to Lawu, may I can visiting you in other time….
Saturday Night, 28th of March 2015 22:17
Head Quarter of International Relations of University of Darussalam Gontor.  
Siman, Ponorogo, Indonesia.
the Sun in my Grasp....

Selasa, 17 Maret 2015

Menatap MEA 2015

                           Confronting ASEAN Economic Community 2015 [1]                                              
            The growth development economic country is very important to reach out for increasing stability of economic and also construction in that country. The growth of  economic also  one from element such as to build a strong country, sturdy, and superior. Every country indeed the growth of economics is growth going forward and rapidly, until the economic strength becomes a leading indicator in the success and progress of a country.
            In 2015, Indonesia will be faced with one of the program that has been proclaimed by Leaders of ASEAN Country in 2003. The ASEAN leaders have agreed in the Bali Summit in December 2003, that the ASEAN economic community is going to regional integration in 2020. However, the Leaders of ASEAN have been accelerating the pace of this and implement it from 2020 to 2015. The ASEAN Economic is also applying the 3 pillars in achieving the vision of an ASEAN economic community, namely the economic, socio-cultural, and political-security. Indonesia was supposed to improve competitiveness and cooperation with all countries neighbor this across ASEAN. Why Indonesia should increase his competition? Because Indonesia one of country his competition still weak in the field of economy, good infrastructure, both in terms of trade. In addition, Indonesia still lags behind far enough from other Southeast ASEAN countries such as Singapore, Malaysia and Thailand. Some studies have also linked this problem.
            In contrast to Indonesia, Singapore, Malaysia and Thailand most of its products are dominated by products that have been touched by technology services (medium-high tech). But if only Indonesia itself is dominated by commodity products (primary based) ASEAN’S Free Trade Area, also known as The ASEAN Economic Community allows the country to sells its products to other countries in the all of area of Southeast Asia, and  making it appear that competition is so tight. MEA has been proclaimed by ASEAN leaders is one of the tenth pillars of the ASEAN Community embodies. The Tenth Pillars is outward looking, economic integration, harmonious environment, prosperity, caring societies, common regional identity, living in peace, stability, democratic, and  shared cultural heritage. Since Indonesia is indeed very active pursuit of ASEAN as an organization where Indonesia is active in it. This can be identified from President Suharto’s speech at the opening of the MPR General Session, August 16, 1996, which his said, “Indonesia  needs to expand cooperation  to create the Maphilindo Southeast Asia into a region that has a sector multi cooperation, such as the economic, technology and culture”.
            According to ASEAN Secretariat that AEC data benefit from some neighboring countries which are in the vicinity. In a meeting of Senior Economics Officials Meetings ASEAN at Nay Pay Taw, Myanmar, Sunday 24 August, 2014, also benefiting countries that implement it. Benefits for Indonesia that poverty can be dropped from 45 percent (1990) to 15,6 percent. Except that, the middle class is also up growing from 15 percent to 37 percent. Then in terms of investments grew from US$ 98 billion to US$ 110 billion. And when devoted at Indonesia, investments grow up from US$ 13,8 billion to US$ 19,9 billion (2012). In Terms of gross domestic product, 2005 GDP grew 5,7 percent with a value of US$ 2,31 billion of 2005 grew from US$ 965 (1998) TO US$ 3.601 (2011). And the final advantage in terms of trade, trading profits can be generated by the SMEC (Micro Small Medium) and it would be easier to sell its product to ASEAN Countries.
            Just like two eyes the sword of Persia, this program also has disadvantages. Among others are the many domestic product which have in common with others countries. The lack of standardization and certification of product are also greatly affect domestic product. Why is this? Cause standardization and product certification in advancing economic growth in Indonesia. For example only, in the manufacture of tempe scrambled, which is the genuine food of Indonesia, will be threatened by Thailand, because the standardization and certification of tempe has not been made by government. Other losses are becoming a threat to the nation in the face of the AEC is threatening the competitiveness of Indonesian labors. The number of less-educated workforce in Indonesia is still relativity higher and also most of them are still brought in junior high school and elementary school, so reach 68,27 percent or 74.873.270 of the total population of about 110.08.154 inhabitants  working in Indonesia. 80 percent unemployment in Indonesia now only graduates of Junior High School and Elementary School. If we compare with neighboring countries, 80 percent unemployment, Malaysia and Singapore are high school and college graduates. This is particularly worrying as well as very alarming the nations of Indonesia. Why? because Indonesia’s workforce could be taken by neighboring countries so indirectly of the gentiles can be dismissive of our nation. Our country is already sufficient imported rice abroad and important fish that spend the Indonesian maritime quota. Some the advantages of the above we can conclude that the AEC will be realized in  2015 can be an advantage even though they are a threat to the people of Indonesia. It can be said Indonesia becomes the Initiator in realizing ASEAN integration. Just on the way to a good economic growth requires a very long time and travel for every country in ASEAN make it seems different. There is a country that can be prepared with cooked, some are become sluggish, either because the economy is still in process of advancement, or government which is just way out of place.
            Characteristic, economic size as well as the issues facing every country has also become a problem faced by the nation and also affects the speed and progress as well as the development of these countries in preparing themselves to face the AEC 2015. Singapore is one of ASEAN Countries have prepared themselves carefully which is said they prepared to confronting AEC 2015. Indonesia was therefore, although is not a country that lagged, Indonesia need to boost bilateral cooperation or multi-lateral with other countries and require extra work to face AEC 2015. Actually Indonesia must have a firm policy to face it. And if we want to go a step further in the future, Indonesia actually had enough left, but better late than never. Hopefully, with the leadership Mr. President Joko Widodo and Mr.Vice President Jusuf  Kalla can catch up as well as be able to advance the economic of this nation.
“Better we crawl and walk forward, instead just running and spin in place”                         (K.H Hasan Abdullah Sahal, Head Master of Gontor Boarding School)




[1] Written by Akbar Rahmadi, done to fulfill The Last Job for English Lesson, International Relations Faculty, University of Darussalam.

Senin, 16 Maret 2015

Worldview Islam HI Unida

---Rangkuman 1---
---Worldview Islam Hubungan Internasional Unida---
Apabila ada yang bertanya tentang Islam, kita harus tahu, apa dan siapa yang menanyakan hal tersebut, apabila dia orang biasa atau orang awam, maka kita tidak apa-apa untuk mengkritiknya. Dan apabila yang bertanya adalah orang Islam yang taat ataupun Alim Ulama, maka kita jangan seenaknya memprotes atau mengkritiknya, Mengapa? Karena seorang ulama dalam Islam mempunyai kelebihan dalam menerapkan ilmunya, membagi ilmunya, bahkan kita mengenalnya dengan “otoritas keilmuan” atau “knowledge authority”, karena mereka juga adalah orang-orang yang berilmu, selain itu, mereka para alim ulama juga sangat ahli dalam bidang agamanya, masalah akidah dan lain-lain. Bisa kita ibaratkan, apabila kita merasakan sakit gigi atau ada sesuatu yang mengganjal di gigi kita, maka sebaiknya kita datang ke dokter gigi, maka karena dokter gigilah yang mempunyai otoritas dalam menyembuhkan gigi. Tidak mungkinlah kita pergi ke dokter hewan, kalau kita mempunyai hewan atau binatang piaraan yang sakit, maka tidak apa-apa kita membawanya ke dokter hewan, karena dokter hewanlah yang mempunyai otoritas atas penyakit binatang anda dan obat penyembuhnya.
Mungkin ada yang berpendapat yang salah-salah, itu bukan orang Islam yang sebenarnya, melainkan orang Islam liberal. Orang-orang yang suka dengan membuat islam itu simple.
Masa-masa Perkembangan Fiqh/Syariah
1.     Asru Tassyri’/ Masa timbulnya dan lahirnya Syari’ah dan juga Fiqh.
Masa ini dibagi menjadi dua masa, yaitu masa hidupnya Rasullullah dan juga masa para sahabat/Khulafaa’urrasyidiin. Sudah sangat jelas bahwa pada zaman Nabi adalah zaman lahirnya llmu Fiqh serta lahirnya syariat dalam Agama Islam. Setelah itu, lahirlah zaman Khulafaau’rrasyidin, sebagaimana yang kita ketahui ada empat, yaitu Abu Bakar, Umar bin Kahattab, Usman bin ‘Affan, dan Ali bin Thalib.
          Poin penting :
·         Pada Zaman Nabi, kenapa beliau tidak menjilid Al-Qur’an dan juga hadist-hadist yang ada? Karena pada saat itu Al-Qur’an dan Hadist masih original, masih asli dan langsung sampai kepada para sahabat, serta banyaknya para Huffadz dan juga pengahafal Hadist. Saking banyaknya Huffadz maka wahyu-wahyu yang turun dari langit mudah dihafal oleh mereka serta juga Hadist. Beliau juga khawatir akan bercampurnya antara mana yang hadist serta mana wahyu/Al-Qur’an.
·         Pada masa Abu Bakar, ketika itu perang yang berkecamuk antara para munaafikun, para murtaddin, dan mereka yang enggan membayar zakat, mengakibatkan banyak orang Islam yang mati di medan pertempuran, baik melawan nabi palsu dan juga para musyrik. Ironisnya, banyak para huffadz yang juga mati dalam keadaaan berperang.
·         Setelah itulah, timbul inisiatif oleh Khalifah Umar untuk membukukan Al-Qur’an, akan tetapi baru terealisasikan semua pekerjaan yang dicanangkan Umar bin Khattab pada zaman Ustman bin Affan, maka tidak heran apabila sampai sekarang kita melihat Al-Qur’an yang bermerek Mushaf Ustmani. Tapi ketika itu yang dibukukan hanya berbentuk suhf-suhf saja, berbentuk lembaran-lembaran saja. Tetapi pada masa Khalifah ‘Umar bin “abdul ‘Aziz pembukuan dan penjilidan Al-Qur’an mulai dilaksanakan.

2.    Zaman Penetapan Fiqh/Masa-masa penetapan Fiqh.

Pada masa ini, penetapan fiqh sudah ditetapkan dan juga syari’at. Masa ini terjadi kisaran antara zaman Khulafaaurraasyidin serta Daulah Umawiyyah. Pada masa ini lahir dua golongan atau lahirnya dua madrasah dalam pembelajaran agama dalam bidang ilmu hadist, serta dalam menetapkan syariah dan juga Fiqh. Yaitu  madrasah Ahlu rro’yi dan Ahlu-l-hadist. Madrasah ahlul hadist lebih condong untuk menyelesaikan segala urusan yang ada dengan mengembalikannya dengan ilmu hadist dan tidak terlalu memprioritaskan kemampuan rasio atau kemampuan nalar. Sedangkan madrasah yang kedua lebih mengedepankan rasio atau lebih mengedepankan nalar. Rasio ini disini maksudnya bagaimana? Yaitu lebih mengedepankan kemampuan untuk menilai sesuatu itu dengan nalar, akal pikiran atau dalam Islam disebut dengan Ilmu Qiyas.

Example dari Ilmu Qiyas: Di Al-qur’an hanya disebutkan kata Al-Khamr atau disebut juga dengan anggur yang dapat memabukkkan. Sedangkan di Al-Qur’an tidak disebutkan adanya wiski, wine, guinnes, vodca dan bermacam-macam merek miras lainnya. Yaitu di ayat Innamal khomru wal maysiru………. Jadi manusia harus berpikir lagi karena hal-hal tersebut punya tujuan dengan khomr tadi, yaitu dapat memabukkan. (Li iskaarihi). Kalau misalnya namanya saja maka manusia akan lebih pintar lagi. Kecuali di Al-qur’an memang ada yang namanya Innama new wine, new vodka, new guinnes dan lain-lain (hhe..). Maka kemampun untuk menalar hal tersebut sangatlah penting, tidak hanya untuk mengetahui hal-hal yang baru saja, melainkan untuk membandingkan sesuatu dengan halal yang sudah diterapkan dalam Islam.
Poin penting:
·         Kenapa ada dua golongan pada masa penetapan ini? Yaitu pada masa Umawiyyah sampai masa Abbasiyyah?, Karena salah satunya dipengaruhi oleh faktor geografis yang ada. Pertama untuk Ahlul hadist. Mereka tinggal di daerah yang bernama Hijaz. Hjaz itu apa? Hijaz itu sebutan bagi daerah atau wilayah yang mencakup Makkah, Madinah, Syiria, Lebanon dan wilayah sekitar timur tengah yang dekat dengan daerah-daerah Arab. Apa hubungannya dari tinggalnya mereka di kawasan Hijaz? Karena Ilmu dan pengetahuan mereka tentang Islam bisa kita katakan masih sangat “original”. Keadaan yang tiap harinya membuat mereka bertemu dengan Rasul dan juga para sahabat serta para Tabi’in membuat mereka dapat mengetahui, menghapal dan mengamalkan akan suatu hadist dengan cepat dan pengaruhnya bagi agama relatif singkat. Melimpahnya hadist di daerah Hijaz, sangat banyak macam-macamnya, seperti shohih, dho’if, makbul, maudu’ dan lain-lain. Maka dari itu, apabila ada maasalah yang timbul dari mujtama’ maka mereka condong untuk menyelesaikan masalah tersebut dengan hadist.
·         Sedangkan yang kedua untuk Ahlul-Rro’yi. Mereka tinggal di kawasan yang sangat jauh dengan nabi dan kontaminasi sahabat dalam keseharian mereka, oleh karena itu, banyak dari mereka apabila menemukan masalah yang terjadi di masyarakat mereka akan condong menyelesaikannya dengan akal pikiran dan hanya memakai sebatas penalaran saja, dan minim akan pemakaian hadist. Selain itu juga banyak hadist shohih maupun Hadist Hasan yang jarang ataupun tidak banyak yang sampai ke mereka. Bukan berarti mereka tidak memakai hadist, mereka tetap memakai hadist, akan tetapi sebagian dari mereka lebih condong untuk melakukan penalaran atau rasio.
·         Jadi yang namanya hadist pada zaman dulu memang sangat melimpah ruah, bahkan sampai-sampai para muhaddisun itu hapal rowiyynya, sanadnya, matannya, karena juga disampaikan secara musyaafahatan atau dari mulut ke mulut.
3.    Zaman nahdhoh al-fiqhiyyah dan ta’sisiy al-madzahib wa tadwiinil hadist wal fiqh. (Bangkitnya fiqh dan didirikannya 4 doktrin dalam Islam permulaan tadwiinil hadist, dan fiqh)
·         Pada era ini, masa bangkitnya masa-masa kejayaan fiqh dan lahirnya 4 doktrin dalam Islam, atau The Four Doctrine in Islam. Maksud dari tadwiin d sini itu, yaitu seluruh proses penulisan juga proses percetakan, dan publikasi nya kepada masyarakat.
·         Kemudian juga ada yang berpendapat bahwa kenapa pada zaman Rasulullah SAW tidak ada yang namanya proses-proses tersebut, kenapa pada zaman rasululah juga belum ada yang namanya penulisan hadist juga al-Qur’an? Karena beliau sangat takut akan bercampurnya akan hadist dan juga al-qur’an, mana yang hadist dan mana yang Qur’an, mana yang dari perkataaan beliau dan dari Allah mana? Oleh karena takut akan bercampurnya Hadist dan Al-qur’an maka pada zamannya beliau belum diadakan pembukuan secara resmi dari Rasul. Lagipula banyak para ulama’ yang menghapal hadist dan juga huffadz yang telah banyak menghafal ayat-ayat Al-qur’an.
·         Ada juga para orinentalis yang berpendapat bahwa dari mana kok bisa rasul mengetahui urutan halaman dari Al-Qur’an. Mana juz dan juga ayat-ayatnya, demikian juga hadist, dari mana tahu urutan matannya dan lain-lain?. Sekali lagi dalam Islam ada yang namanya otoritas kelimuan yang hanya dimilki oleh para Ulama, juga bagi mereka yang mempunyai keahlian dalam menalar atau berpikir tentang sesuatu hal dengan berlandaskan hadist dan Al-qur’an.
·         Ada empat doktrin, empat kepercayaan  yang sangat mendominasi kehidupan umat Islam sekarang saat ini. Empat kepercayaan ini juga merupakan awal dari kebangkitan Fiqh dan juga Syari’at dalam sejarah perkembangan Islam. Pada zaman ini, sangat banyak hadist-hadis yang telah dibukukan, buku-buku fiqh dan juga syari’at yang sampai sekarang mungkin telah banyak versi bahasa Indonesianya. Empat doktrin ini dikenal Madzhab/Aliran. Yang pertama adalah Malik, Hanafiy Syafi’i, dan juga Hanbaliy. Untuk yang pertama disebut juga dengan Imam Malik atau Madzhab Malikiy. Beliau juga sering disebut dalam kitab-kitab hadist yaitu Ahlul Hadist, dan bahkan bukunya yang ada disebut juga dengan Al-Muwattho’. Mengapa kemudian beliau disebut juga dengan Ahlul Hadist? Karena beliau tinggal yang kawasan Hijaz, yaitu daerah yang ada di kawasan sekitar Makkah, Lebanon, Syiria, Madinah dan juga sekitarnya. Oleh karena beliau yang juga hidup di kawasan yang ada disekitar kehidupan nabi dulu, maka tidak heran apabila beliau menyelesaikan seluruh permasalahan denga berlandaskan hadist. Kemudian ada juga yang namanya Imam Hanafiy yang bisa disebut dengan madzhab hanafiy. Imam hanafiy mendapat gelar dalam kalangan hadist sebagai Ahlul Rrro’yi atau sering melakukan penalaran atau memakai kemampuan otak dalam meyelesaikan suatu masalah. Buka berarti beliau meninggalkan hadist, melainkan karena wilayahnya yang jauh dari wilayah hijaz yaitu wilayah Iraq. Karena wilayah yang jauh, kalangan ulama’ yang tinggal di wilayah Iraq lebih cenderung memakai penalaran dalam menyelesaikan masalah daripada memakai hadist. Bukan berarti mereka meninggalkan hadist, melainkan lebih mengutamakan penalaran saja. Beliau juga dapat sebutan ahlul ‘aqliy. Syafi’i juga ulama yang sangat moderat. Beliau yang mengkorelasikan antara madzhab Hanafiy dan Malikiy, sehingga ulama’ banyak yang mengatakan bahwa ulama’ Syafi’i ini merupakan ulama yang moderat.
·         Pada masa ini sungguh sangat cepat berkembangnya hadist juga perkembangan fiqh serta fiqh dan juga syari’ah. Oleh karena itu hadist dipublikasikan dengan sangat cepat dan juga perkembangannya mendapat respon positif dari masyarakat.
4.    Masa Khilafah Abbasiyyah, Dauru ttaqlid wa sadda babul ijtihad.
Pada masa ini wacana Islam dan juga pengetahuan akan keislaman berkembang sangat luar biasa. Khazanah Islam sunggh berkembang dengan sangat cepat dan juga luar biasa. Pada masa ini ada opini yang berkembang di kalangan masyarakat yaitu, ngapain kita ijtihad? Sedangkan Islam sudah berjaya sedemikian rupa.
Poin-poin penting;
·         Kenapa kita harus belajar penetapan hukum syari’at dalam Islam?
·         Ini memang sejarah, kita tidak bisa menutup mata kita, dan sejarah Islam memang seperti ini?
·         Sekarang bagaimana dengan Indonesia yang terdiri dari bermacam-macam budaya dan juga kultur budaya?. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat Islam yang tinggal di Indonesia wajib menjalankan seluruh perintah Allah dalam menjalankan syari’at dan juga dalam menegakkan Fiqh. Fiqh tidak hanya berhenti di era Khilafah Abbasiyyah tadi, melainkan sampai sekarang. Apalagi kita sebagai mahasiswa yang belajar di Fakultas Sosial, kita jangan asal mengharamkan, ini haram, ini boleh, ini dholal, ini nggak boleh, melainkan bagaimana caranya kita ubah, cara, ataupun metode yang kita pakai dalam menyampaikan syari’at di masyarakat. Contohnya saja apabila kita berada di masyarakat yang sangat awam akan sholat, masjid sangat sepi, warga yang ada disekitar situ jarang untuk sholat jama’ah, kita nggak bisa hanya mengatakan “wajib sholat jama’ah tau!” juga “wajib pergi sholat ke masjid, cepetan!!!” melainkan kita hanya dapat mengatakan kepada mereka untuk tetap sholat, yang penting tidak meninggalkan kewajiban sebagai seorang Muslim untuk meninggalkan Sholat. Yang namanya Syari’at itu fleksibel. Bagaimana caranya kita mengubah cara atau pedoman kita dalam memahamkan syari’at dalam masyarakat kita yang awam tadi akan agama Islam.
·         Ada sebuah ilustrasi. Yusuf Al-Khordhowiy, salah satu ulama’ yang ada di Prancis, pernah ditanya sama warga Prancis yang muallaf, yang baru masuk Islam. Orang Prancis itu memang Islam akan tetapi jadwal kerja yang padat membuatnya susah untuk menunaikan sholat lima waktu, apalagi sholat jum’at. Kemudian kata Yusuf Kordhowiy yaitu, “silahkan anda untuk sholat sendiri, tidak apa-apa, silahkan untuk sholat jum’at sendiri!”. Mengapa demikian, karena memang tempatnya memang tidak memungkinkan untuk menunaikan sholat jum’at. Kalau dia sholat jum’at dia ditinggalkan oleh pekerjannya dan akan dimarahi sama bosnya. Kalau dia nggak sholat jum’at, maka dia akan meninggalkan perintah tuhannya untuk menunaikan Sholat jum’at. Maka karena lokasi dan juga tempat yang tidak memungkinkan, maka hukumnya tidak apa-apa. Lain lagi dengan kita umat islam, yang hidup di Indonesia, kita sepatutnya dapat menjalankan solat lima waktu dengan sepuasnya, apalagi sekarang di kantor-kantor sudah ada Musholla yang pegawai kantor dapat sholat berjama’ah di situ.
·         Ada juga sebuah contoh tentang syari’at. Di zamannya Rasul ada sahabat yang ketika itu memakai cincin yang terbuat dari emas. Spontan ketika itu Rasulullah mengetahui akan hal tersebut. Pada akhirnya Rasulullah mengambil cincin tersebut dan membuangnya jauh-jauh serta memarahi sahabat tersebut dengan marah sekali. Bagaimana Rasulullah tidak marah? Sahabat tersebut sudah lama hidup dengan Rasul dan tahu kalau hukumnya memakai cincin berwarna emas atau perak itu nggak boleh dan sangat dilarang. Maka pada waktu itu juga turun hadist yang melarang laki-laki untuk memakai emas. Kemudian di sisi lain, ada anak muda yang habis berzina dan dengan PEDE nya lapor ke Rasululah, “ Yaa Rasulullah, saya saeorang muslim, saya barusan berzina, saya taubat Yaa Rasulullah”. Rasulullah hanya diam, tidak ngapa-ngapain, anak itu hanya di elus-elus, hanya di kasih tahu kalau berzina itu di larang, hukumnya haram, tidak untuk diulang ke sekian kalinya. Ini sungguh fenomenal, bayangkan saja, Si Sahabat di marahin abis-abisan oleh Rasulullah, tapi anak tadi hanya di nasehati saja, dan tidak di marahi sama rasul seperti yang beliau lakukan kepada Sahabat. Sahabat pun bertanya-yanya. What is different? Mengapa demikian? Karena anak kecil tadi baru masuk Islam dan juga belum tahu akan “apa-apa” akan Islam. Makanya rasul hanya menasehati dan mengelus-elus saja. Mungkin kalau di marahin seperti apa yang dilakukan beliau kepada sahabat tadi, anak yang tadi mungkin bisa saja keluar lagi dari Islam.
·         Adda’watu Bil-hikmah. Yang namanya dakwah itu lebih baik dilakukan dengan hikmah maupun dengan kearifan. Dalam bahasa Inggris kita sebut dengan wisdom atau dengan kebijaksanaan. 
5.    Masa Kebangkitan Fiqh dan Masa Reformasi Agama
Addauru l Yaqodzoh wa harokatu l Islah Addiniy
Pada masa ini dimulailah proses kontekstualisasi dalam Islam.

Seiring berkembangnya zaman, masa stagnasi sudah mulai datang dan juga menghampiri Islam. Masa dalam “keadaan terhenti” seluruh penerapan hukum dalam Islam. Tapi masih banyak negara yang menjalankan syari’at Islam dan ini yang sangat kita nanti-nantikan. Terutama negara-nagara yang berada di Timur tengah seperti Arab Saudi, Mesir. Di Indonesia ada Aceh yang selalu berusaha menetapkan Syari’at Islam dalam kehidupan bernegara.
~ Kita sebagai umat Islam menjadikan Fiqh sebagai pedoman hidup kita. Tidak menjadikannya hanya sebagai pelajaran yang diajarkan di sekolah-sekolahan maupun di TKA/TPA. Fiqh jangan kita sederhanakan. Islam itu sudah mudah, dan tidak usah dibuat mudah. Jika tidak mampu sholat sambil berdiri alasan sakit, maka tidak apa-apa dengan duduk, jika tidak mampu dengan duduk maka dengan berbaring. Jadi Islam itu simple dan tidak usah disimple kan.
~Sangat banyak buku-buku zaman sekarang yang juga kita jadikan sbagai patokan dan pedoman dalam memepelajari hukum-hukum syari’at dalam  Islam.
~Ada buku Yusuf Al-Kordhowi yang sangat bagus yaitu, Fiqhu Zzakah, Fiqhu Nnisa, Fiqhul Muwazanah (Keseimbangan).
~pada hakekatnya dalam Islam ada yang namanya Madzhab Ttarjih. Kalau di Indonesia dalam pergerakan Muhammadiyah, ada Majlisu ttarjih, sedangkan kalau dalam NU ada Lembaga Bahtsul Masail yang khusus mengurus masalah-masalah fiqh.
~Kemudian ada juga yang namanya majlis Rukyah/Ru’yah yang khusus untuk menentukan awal bulan dalam agama Islam, apalagi bulan Ramadhan, awal puasa, awal penentuan ‘Idhul Adha maupun ‘Idhul Fithri. Mereka mempunyai alat yang sangat canggih dalam menentukan Hilal, ada alat pendeteksi Hilal, ini membuktikan bahwa Islam mengalami kemjuan yang sangat pesat. Dalam bahasa arab disebut Attathowwir Al-Fiqhiyyah. Awal Puasa dapat dibuktikan hisab dan juga hilal. Dari sini kita dapat memakai metode hitungan maupun metode deteksi Hilal. Sungguh Islam yang sangat Amazing……
~ Masalah  Hijab~
Banyak orang yang bertanya-tanya dengan perintah berhijab. Sungguh merupakan syari’at bagi kaum Muslimah untuk mengenakan Hijab ataupun Jilbab (kalau di Indonesia). Sudah tidak diragukan lagi, kalau Hijab bagi seorang Muslimah itu disyari’atkan agar menghidarkan diri dari Fitnah dan juga menjaga kesucian tubuh, tidak menampakkan keelokan tubuh dan memamerkan perhiasan yang ada. Memang kriteria Syari’at Hijab (Satrul ‘Awroh) dalam Islam tidak ada batasannya. Yang penting dapat menutup rambut, dada, telinga, leher dan seluruh badan yang penting telapak tangan kelihatan dan juga wajah. Ini merupakan batasan yang ada dalam Islam. Tapi sekarang banyak yang melecehkan hijab tu sendiri dan merubah substansi hijab itu sendiri?   
Apa itu hijab? Bagaimana fungsinya? Apakah sangat wajib bagi kaum muslimah?
Iya..jilbab hukumnya sangat wajib bagi kaum muslimah. Jilbab itu berfungsi untuk melindungi aib sang wanita, menjaga agar tidak dilihat oleh sang laki-laki yang bukan mahramnya.
~ada beberapa oknum yang memberikan pendapatnya dalam amr hijab ini, Ada yang nmanya Jilbaber, mereka berpendapat bahwa “saya lebih berhati-hati karena takut akan auratnya kelihatan, maka sebagian dari kami memakai jilbab yaa besar gitu, sampai ada yang menutupi dada dan bahkan sampai perut”.
~Sekarang ada yang bertanya? Ustadz…..Gimana dengan anak muda yang lebih mengutamakan Jilbab yang aneh-aneh dan bahkan menghilangkan fungsi Jilbbab itu sendiri, denagn dalih-dalih yang penting menutup aurat, bahkan ada juga yang keolompok wanita yang mengatasnamakan diri mereka Jilboobs, yang memakai jilbab buka malah menutup aurat, melainkan memakai jilbab dengan tetap memperlihatkan bentuk dada atau keelokan tubuh???, itu gimana ustadz??  
~Inilah yang harus bisa kita bedakan antara mana yang Syari’at mana yang Tren. Kebanyakan anak muda sekarang itu banyak yang lebih mengutamakan Tren daripda Syari’ah. Mana yang Tren, mana yang Syari’at. Istilahnya tidak maulah ketinggalan zaman, apalagi tren modern sekarang yang sudah banyak diadopsi dari Negara-negara Barat. Anak muda yang seperti ini yang pemahaman agamanya dikalahkan oleh tren. Kalau seperti ini bagaimana solusinya? According to Mr. Setiawan Lahore, agar para Ulama’ dan juga para Desainer bekerja sama dalam menentukan ukuran dalam menetapkan ukuran jilbab yang sesuai. Contohnya nih, tinggi Aprilia 172 cm dan berat 65 kg. Kemudian desainer memberikan ukuran yang 24 cm untuk ukuran hijab atau pakaian yang sesuai syar’i, maksudnya yang tertutup. Dan pasti desainer lebih paham daripada si pemesan. Dan pasti banyak desainer yang sudah melakukan itu, kita lihat saja sekarang betapa banyaknya fashion atau salon-salon untuk kaum muslimah dalam menentukan Jilbab atau pakaian yang bersyar’i.
~Dari sini kita mengambil kesimpulan kalau Tren atau Style modern juga nggak boleh hilang dari nilai-nilai Syari’at. Dan kesemuanya itu harus dikembalikan ke pemahaman agama. Secara logika saja, wanita yang memperlihatkan dadanya akan menimbulkan fitnah. Agama itu rasional, tidak mungkin agama mengajarkan hal-hal yang tidak sesuai dengan norma yang betentanagn dengan kehidupan.
~Ilustrasinya saja apabila ada permen yang jatuh, ada yang sudah terbuka ada juga yang masih tertutup, pasti kita memilih yang tertutup, Trust Me!
~Juga apabila ada yang menginjak dan mencaci maki Al-Qur’an, kemudian Falya menanyakan  kepada ke pelaku, “Hoi, what the hell is wrong with u maaan?”. “Ngapain lo, ini kan cuma lembaran-lembaran, hanya kertas-kertas yang isinya kalimat2 sihir dan tidak ada gunanya, back of from me!!!. Kemudian Falya mengambil kertas dan menulis nama Ayah pelaku di atas sebuah kertas, setelah itu menginjak dan juga mencaci maki kertas tersebut, lantas si Pelaku tadi marah, “Hey hey, he is my dad maan? What’s wrong with u huuh???. Falya secara spontan juga menjawab,”sama dengan yang kamu katakan tadi, ini juga kan kertas, lantas ngapain kamu marah???. Ini merupakan sala satu perumpaan yang menunjukkan kalau Al-qur’an mempunyai nilai sakralitas yang tinggi, meskipun hanya berupa selembaran tadi.
~Kemudian ada juga ilustrasi yang bagus. Ada seorang anak yang sudah dewasa dan sudah menginjak dunia perkuliahan serta sangat butuh gadget yang katanya “butuh banget” untuk menunjang kebutuhan kuliahnya. Dia minta sama ayahnya agar dibelikan iPhone 6 +, Sedangkan kabar terakhir kali harga iPhone 6 saja tanpa “+” saja sudah 15-16 juta, apalagi yang + nya. Si Anak minta sama ayahnya, “Dad, I’ve enough money to buy it, gimana? Boleh yaa”. Si Ayah hanya mengangguk, dan itu menandakan boleh. Setelah membeli iPhone 6 +, si Anak melapor ke ayahnya, “Dad, ini iPhone nya, totalnya semua 16 juta 500 ribu”. “Lah kok tambah mahal nak, kok bisa?”, si ayah bertanya penasaran. “I’m so sorry dad, aku beli screen guardnya seharga 250 ribu terus ama silicon casingnya seharga 100 ribu, terus aku juga beli kartu perdana seharga 150 ribu untuk kuota 3 GB untuk setahun”. “Sama halnya dengan kamu nak, kamu itu sudah mahal apabila tidak memakai jilbab, coba lihat saja dirimu di cermin itu, cantik kan?”, kebetulan mereka ada di ruang tamu berhadapan denagn bupet yang ada cerminnya. “Bayangkan saja nak. Kamu saja belum makai jilbab udah cantik, apalagi kalau sudah memakai jilbab, maka harga kamu akan semakin mahal, sama seperti hp yang kamu beli, seharusnya kalau hape mahal nan bagus, sudah ada sistem yang membuat hape itu kuat, tahan banting, tapi karena dia dibungkus, dirawat dan di jaga baik-baik”. Si anak kemudian tersipuh malu kepada ayahnya, dan mulai saat itu juga di bertekad untuk mengenakan hijab untuk menjaga kesucian dirinya, menjaga agar fitnah tidak datang kepadanya, agar orang tidak selalu melihat paras kecantikannya ketika dia berjalan….Mungkin ini misal dari betapa mulianya wanita- wanita yang berhijab. Sebagai muslimah tidak hanya menganggap jilbab sbagai tren, tetapi sebagai Syari’at yang di dalamnya ada nilai-nilai moral dan juga harga diri yang harus dipertahnkan bagi mereka yang menantikan suami sholeh idaman. 
---The End---

Unida, Rusunawa 1 211, 11 Maret 2015.      

Era Reformasi dan Kepemimpinannya

Era Reformasi dan Kepemimpinannya
Bab I
Pendahuluan
A.    Latar Belakang
Runtuhnya Rezim Soeharto pada tahun 1998 merupakan tonggak sejarah dari berdirinya Era Reformasi serta penerapannya secara keseluruhan dengan labil dan seimbang. Masa peralihan dari zaman Orde Baru ke zaman Reformasi merupakan tolak ukur bangsa Indonesia dalam menegakkan kembali sistem demokrasi secara utuh. Orde baru yang kala itu dipimpim oleh rezim Soeharto, mengklaim bahwa pada saat itu pemerintahan lebih berpihak kepada militer serta dianggap sebagai stabilisator dan dinamisator seluruh lini masyarakat. Oleh karena itu, militer sebagai pembentuk suasana, semua kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah dapat diimplementasikan dengan baik. Maka, yang dilaksanakan dalam pemerintahan Orde Baru lebih memprioritaskan pendekatan keamanan (security approach) daripada mengedepankan kesejahteraan (prosperity approach). Dari sinilah banyak kalangan masyarakat banyak yang berpendapat, bahwa rezim Soeharto lebih mengedepankan militer dan cenderung menjadi pemerintahan yang otoriter, bukan sistem politik demokrasi. Meskipun pada waktu itu pemerintahan Orde Baru mengembangkan  demokrasi dengan mengatasnamakan Demokrasi Pancasila.
B.     Rumusan Masalah
1.      Apa itu Sistem Pemerintahan?
2.      Apa itu Sistem Politik?
3.      Apa itu Era Reformasi?
C.    Tujuan
1.      Untuk mendeskripsikan sistem Pemerintahan.
2.      Untuk mendeskripsikan sistem Politik.
3.      Untuk menjelaskan secara ringkas mengenai era Reformasi.
4.      Untuk menjelaskan sistem Badan Legislatif, Eksekutif dan Yudikatif era Reformasi




Bab II
Pembahasan
A.    Pengertian Sistem Pemerintahan
            Berbicara mengenai sistem pemerintahan, berarti ada dua kata yang tergabung dalam satu kalimat secara bersamaan, yaitu kata “sistem” dan kata “pemerintahan”. Sistem  dapat kita katakan bahwa sistem merupakan seperangkat unsur dan elemen yang tersusun secara teratur dan berhubungan satu sama lain. Layaknya sebuah sistem komputer yang mempunyai unsur dan elemen yang saling berhubungan dalam CPU-nya, sehingga dapat membuat komputer tersebut hidup dan menyala serta dapat digunakan. Menurut Dr. H. Inu Kencana Syafi’ie, M.Si dalam bukunya “ Ilmu Pemerintahan”, sistem adalah….“suatu rangkaian yang terkait satu sama lain, anak rangkaian merupakan subsistem dari rangkaian lebih besar. Rangkaian tersebut merupakan suatu keutuhan dan yang apabila salah satu terganggu akan berpengaruh pada bagian yang lain”.
            Sedangkan kata “Pemerintahan” banyak ilmuwan yang telah mendefinisikannya secara rinci dan dapat diketahui maknanya secara teoritis. Dalam susunan kata, pemerintahan dapat diartikan sebagai berikut:
1.      Perintah berarti melakukan pekerjaan menyuruh. Terdiri dari dua unsur, rakyat dan pemerintah, yang keduanya ada hubungan yang sangat erat dalam suatu Negara.  
2.      Setelah ditambah awalan “pe-“ menjadi pemerintah yang berarti badan atau organisasi yang mengurus atau memerintah.
3.      Setelah ditambah akhiran “an-“ menjadi pemerintahan, yang berarti perbuatan, cara atau perihal.
Di beberapa negara antara pemerintah dan pemerintahan tidak dibedakan. Artinya dikotomi dalam hal ini ditiadakan mengingat dua hal ini dalam arti kata sangat dekat dan beda pada akhirannya saja. Di Inggris, mereka menyebutnya “Government”. Di Prancis menyebutnya “Gouvernment” keduanya berasal dari perkataan Latin “Gubernacalum” yang biasa kita sebut dengan “Gubernur”. Dalam bahasa arab disebut dengan “Al-Hukuumaat” dan di Amerika Serikat disebut dengan “Administration”.
Berikut ini beberapa definisi para pakar tentang pemerintahan:
1.      Menurut Woodrow Wilson (1924).
“Maksudnya, pemerintah dalam akhir uraiannya, adalah suatu pengorganisasian kekuatan, tidak selalu berhubungan dengan organisasi kekuatan bersenjata, tetapi dua atau sekelompok orang dari sekian banyak kelompok yang dipersiapkan oleh suatu organisasi untuk mewujudkan maksud-maksud bersama mereka, dengan hal-hal yang memberikan keterangan bagi urusan-urusan umum kelompok kemasyarakatan”.
2.      Menurut W.S. Sayre (1960).
“Pemerintah dalam misi terbaiknya adalah sebagai organisasi dari Negara yang memperlihatkan dan menjalankan kekuasaannya.”
3.      Menurut David Apter (1997).
Maksudnya, pemerintahan itu adalah merupakan satuan anggota yang paling umum yang memiliki (a) tanggung jawab tertentu untuk mempertahankan sistem yang mencakupnya itu adalah bagian, dan (b) monopoli praktis mengenai kekuasaan paksaan.
4.      Menurut Prajudi Atmosudirdjo (1984)
Tugas pemerintahan antara lain adalah tata usaha negara, rumah tangga Negara, pemerintahan, pembangunan, dan pelestarian lingkungan hidup.
Dari sini kita dapat mengambil pengertian sistem pemerintahan secara garis besar, yaitu kumpulan komponen-komponen atau unsur yang bersatu menjadi satu kesatuan dan  mempunyai hubungan yang sangat erat satu sama lain, dalam menjalankan seluruh tugas-tugas negara dan komponen-komponen kelembagaan negara demi terciptanya sebuah masyarakat yang adil, makmur dan sejahtera.
B.     Pengertian Sistem Politik     
Secara historis, politik berasal dari kata “polis” yang dimana kata ini digunakan dalam sistem pemerintahan di Yunani sekitar abad ke-5 SM. Salah satu filsuf Yunani yang sangat berpengaruh dalam perkembangan politik waktu itu yaitu Aristoteles dan Plato. Filsuf Plato dan Aristoteles ini beranggapan bahwa kata “politics” sebagai suatu usaha untuk mencapai masyarakat politik (polity) yang terbaik. Di dalam polity semacam itu maka manusia akan hidup bersama dan bahagia karena memilki peluang untuk mengembangkan bakat, bergaul dengan rasa kemasyarakatan yang akrab, dan hidup dalam suasana moralitas yang tinggi. Pandangan normatif ini berlangsung sampai sekitar abad ke-19.
            Namun secara teori, politik adalah usaha untuk menentukan peraturan-peraturan yang dapat diterima sebagian besar warga, untuk membawa masyarakat ke arah kehidupan yang lebih harmonis. Usaha untuk menggapai good life ini menyangkut bermacam-macam kegiatan yang antara lain menyangkut proses penentuan tujuan dari sistem, serta cara-cara melaksanakan tujuan itu. Masyarakat mengambil keputusan mengenai apakah yang menjadi tujuan dari sistem politik dan hal ini menyangkut pilihan antara beberapa alternatif serta urutan prioritas dari tujuan-tujuan yang telah ditentukan itu.
C.    Politik dan Pemerintahan Indonesia era Reformasi
1.      Sejarah Singkat mengenai Era Reformasi
            Apa itu era reformasi? Apa Sebab terjadinya? Berikut penjelasan secara ringkas mengenai era dan sistem reformasi.
Setelah 32 tahun berkuasa, Presiden Soeharto yang kuat dan haus akan kekuasaan tiba-tiba secara resmi menyatakan berhenti sebagai Presiden RI pada 21 Mei 1998 di tengah krisis ekonomi Asia. Soeharto sebagai mandataris MPR, meletakkan jabatannya tanpa melalui pertanggungjawaban kepada MPR. Mundurnya Soeharto dari singgasana kepresidenan pada tahun tersebut diawali dengan serentetan berbagai macam kasus dan juga kerusuhan sosial yang diselenggarakan mahasiswa secara besar-besaran dari beberapa kota di penjuru Indonesia hingga memuncak dan mereka para demonstran (para mahasiswa) mampu menduduki gedung MPR/DPR. Presiden Soeharto akhirnya digantikan oleh Habibie dan mengambil alih pemerintahan dan disumpah menjadi Presiden di Istana Negara di hadapan Mahkamah Agung, dengan dihadiri oleh pimpinan MPR. Hal ini dikarenakan gedung MPR dan DPR dikuasai oleh mahasiswa yang berunjuk rasa dengan besar-besaran saat itu.  
            B.J Habibie ditolak pertanggung jawabannya oleh pada 19 Oktober 1999 melalui ketetapan MPR Nomor 3 Tahun 1999 yang telah memperjelas bahwa B.J Habibie dinyatakan telah menjadi Presiden sejak mengucapkan sumpah jabatan pada 21 Mei 1998. Dari ketetapan inilah menimbulkan pro-kontra dari beberapa kalangan mengenai suksesi Habibie ini dalam jabatannya sebagai Presiden sehingga membuat beliau menjabat sebagai presiden dalam hanya kurun waktu 17 bulan (21 Mei 1998-19 Oktober 1999).
            Pada tanggal 20 Oktober 1999 B.J Habibie kemudian digantikan oleh K.H Abdurrahman Wahid, sebagai Presiden terpilih melalui Sidang Umum DPR hasil Pemilu 1999. Presiden yang dijuluki “Gus Dur” ini dipilih melaui proses pemungutan suara (voting). Ia memperoleh 373 suara dari 691 anggota MPR yang menggunakan hak pilih.
            Pada masa Abdurrahman Wahid konflik terjadi dengan sangat tajam antara MPR, DPR dan Kapolri. Konflik dengan DPR, tampak ketika Abdurrahman Wahid menolak panggilan Pansus Bulog yang melaksanakan hak angket atas kasus Bulog. Konflik dengan MPR diawali ketika MPR menganggap Abdurrahman Wahid melakukan pelanggaran dengan menetapkan pejabat Kapolri dengan mempercepat Sidang Istimewa MPR. Abdurrahman Wahid menolak hadir dalam Sidang Istimewa karena menurutnya sangat melanggar tata tertib. Dua hari kemudian Presiden mengeluarkan Dekrit Maklumat Presiden antara lain pembekuan MPR. MPR menolak dekrit tersebut dan mencabut Ketetapan MPR Nomor VII/MPR/1999 tentang pengangkatan Abdurrahman Wahid sebagai presiden.
            Dari ketetapan MPR tersebut, maka Abdurrahman Wahid diberhentikan dari jabatannya dan hanya menjabat selama 20 bulan. Kemudian tanpa melalui pemungutan suara, sang wakil Presiden Megawati Soekarnopoetri ditetapkan dan dilantik sebagai Presiden ketiga sejak masa transisi serta merupakan presiden kelima, sejak Indonesia merdeka. Presiden wanita pertama Indonesia ini dilantik menjadi presiden pada tanggal 23 Juli 2001.    
            Kemudian keesokan harinya, Hamzah Haz terpilih sebagai wakil presiden melalui pemungutan suara. Pada Pemilu 2004, pemilihan paket Presiden dan Wakil Presiden tidak lagi oleh MPR, akan tetapi langsung dari suara dan masukan dari rakyat. Hal ini merupakan perubahan yanag akan memperkuat posisi jabatan presiden. Karena presiden akan bertanggung jawab kepada rakyat, dan bukan kepada MPR. Amandemen UUD 1945 dan Undang-undang Susduk (MPR, DPR dan DPD), tampak DPR posisinya semakin menguat.
B.     Sistem Pemerintahan di Indonesia era Reformasi
            Kebanyakan para pakar berpendapat bahwa matinya sistem pemerintahan yang demokratis di Indonesia ditandai sejak diumumkannya Dekrit Presiden 5 Juli 1959 oleh Presiden Soeharto, 21 Mei 1998. Dengan kata lain, Demokrasi Terpimpin pada Era Soekarno dan Demokrasi Pancasila pada era Soeharto sesungguhnya tidak ada demokrasi. Demokrasi baru mulai hidup kembali sejak era Reformasi setelah lengsernya Soeharto pada 1998, akibat demokrasi yang sebagian besar diprakarsai oleh mahasiswa. Sehinga sejak saat itulah, bangsa Indonesia bangkit kembali dan belajar demokrasi seutuhnya setelah larut kurang lebih 40 tahun.  
Soeharto yang lengser pada tahun 1998 tidak lain karena gaya kepemimpinannya yang otoriter. Ada tiga kekuatan yang mendukung runtuhnya rezim Soeharto saat itu, yaitu; (1) terkonsolidasi kekuatan massa yang besar yang di dalamnya dipelopori oleh mahasiswa, LSM, Ormas dan sebagainya. Pemberontakan ini tidak hanya terjadi kota sebagai pusat urban, melainkan masyarakat yang berada di daerah otonom yang merasa terpinggirkan kepentingan politik mereka akibat pengelolaan kekayaan negara yang berpusat pada tangan Soeharto sebagai akibat dari sentralisme kekuatan. (2) konflik internal politik yang kemudian menggoyahkan posisi Soeharto. Elit-elit politik yang sebagian besar tidak sepakat dengan Soeharto mendukung aksi-aksi politik mahsiswa yang tumpah ruah di jalanan. Akibatnya, banyak menteri yang mengundurkan diri dari jabatan kementeriannya pada saat itu dan dengan seketika kekuasaan Soeharto mulai goyah dengan sangat hebat. (3) tekanan dunia Internasional yang menginginkan Indonesia untuk menegakkan Demokrasi. Kediktatoran Soeharto yang dikutuk oleh para Indonesianis, melahirkan antipati yang menyeluruh dari sistem kekuasaaan yang diktator tersebut. Bank Dunia menganggap bahwa Indonesia adalah negara pembayar utang paling “setia” dari sekian banyak negara debitor yang meminjam uang. Oleh karena utang menumpuk kepada Bank Dunia, legitimasi rakyat berkurang dan berujung kepada konflik.    
Berikut secara singkat mengenai pemerintahan yang ada di zaman zaman Reformasi;
1.      Pemerintahan Habibie
Presiden Habibie setelah dilantik dengan segera membentuk sebuah kabinet. Salah satu tugas pentingnya adalah kembali mendapatkan dukungan dari Dana Moneter Internasional dan komunitas negara-negara donor untuk program pemulihan ekonomi. Dia juga membebaskan para tahanan politik dan mengurangi kontrol pada kebebasan berpendapat dan kegiatan organisasi. Salah satu hal yang dilakukan oleh Habiebie saat itu adalah mempersiapkan pemilu dan melakukan beberapa langkah penting dalam demokratisasi, seperti : mengesahkan UU partai politik, UU susunan dan kedudukan MPR, DPR, dan DPRD. Dan hal yang dilakukan oleh Presiden Habibie yang lain adalah pengahapusan Dwifungsi ABRI sehingga fungsi sosial-politik ABRI dihilangkan.
Demokrasi di masa pemerintahan BJ. Habibie amat sangat terbuka luas, namun demokrasi yang ditawarkan oleh presiden Habibie ini membuat masyarakat Indonesia bebas untuk melakukan apapun dalam halnya berbicara, bertindak dan melakukan kreativitas yang menunjang untuk dirinya sendiri, masyarakat serta bangsa dan negara. Sehingga masyarakat Timor Leste seakan mendapatkan kebebasan untuk memerdekakan tanah mereka yang selama ini hanya dimanfaatkan oleh Soeharto dalam masa orde baru. Hal ini dikarenakan pada masa orde baru tidak melakukan pembangunan apapun di tanah Timor Leste setelah hasil kekayaan mereka dimanfaatkan oleh pusat sehingga memunculkan rasa ketidakadilan masyarakat Timor Leste.
Penyebab ini yang akhirnya mengakibatkan rakyat Timor Leste menginginkan untuk lepas dari NKRI. B.J Habibie selaku kepala negara saat itu mengadakan jajak pendapat untuk kebaikan kedua belah pihak. Timor Leste akhirnya lepas dari pangkuan Ibu Pertiwi. dan Seharusnya Pemerintah melakukan terlebih dahulu Pembangunan nilai demokrasi yang diawali dari pemerintahan saat itu guna menjaga dan mensosialisasikan nilai demokrasi sebenarnya dan menggunakannya dengan benar.
2. Pemerintahan Abdurrahman Wahid
Setelah masa Pemerintahan dari B.J. Habibie maka masuklah pasangan Terpilih duet Abdurrahman Wahid-Megawati yang secara legalitas formal telah lahir periode baru dalam sejarah perjalanan bangsa Indonesia. Era Orde Baru telah dinyatakan berakhir dan digantikan Orde Reformasi. Hadirnya Orde Reformasi seperti halnya awal-awal kebangkitan Orde Lama dan Orde Baru rakyat menaruh harapan besar bahwa Orde Reformasi dapat mewujudkan masyarakat adil dan makmur.
Pemilu untuk MPR, DPR, dan DPRD diadakan pada 7 Juni 1999. PDI Perjuangan pimpinan putri Soekarno, Megawati Sukarnoputri keluar menjadi pemenang pada pemilu parlemen dengan mendapatkan 34% dari seluruh suara; Golkar (partai Soeharto - sebelumnya selalu menjadi pemenang pemilu-pemilu sebelumnya) memperoleh 22%; Partai Persatuan Pembangunan pimpinan Hamzah Haz 12%; Partai Kebangkitan Bangsa pimpinan Abdurrahman Wahid (Gus Dur) 10%. Pada Oktober 1999, MPR melantik Abdurrahman Wahid sebagai presiden dan Megawati sebagai wakil presiden untuk masa bakti 5 tahun. Wahid membentuk kabinet pertamanya, Kabinet Persatuan Nasional pada awal November 1999 dan melakukan reshuffle kabinetnya pada Agustus 2000. Pemerintahan Presiden Wahid meneruskan proses demokratisasi dan perkembangan ekonomi di bawah situasi yang menantang. Di samping ketidakpastian ekonomi yang terus berlanjut, pemerintahannya juga menghadapi konflik antar etnis dan antar agama, terutama di Aceh, Maluku, dan Papua. Di Timor Barat, masalah yang ditimbulkan rakyat Timor Timur yang tidak mempunyai tempat tinggal dan kekacauan yang dilakukan para militan Timor Timur pro-Indonesia mengakibatkan masalah-masalah kemanusiaan dan sosial yang besar. MPR yang semakin memberikan tekanan menantang kebijakan-kebijakan Presiden Wahid, menyebabkan perdebatan politik yang meluap-luap.

3. Pemerintahan Megawati Soekarnoputri
Pada Sidang Umum MPR pertama pada Agustus 2000, Presiden Wahid memberikan laporan pertanggung jawabannya. Pada 29 Januari 2001, ribuan demonstran menyerbu MPR dan meminta Presiden agar mengundurkan diri dengan alasan keterlibatannya dalam skandal korupsi. Di bawah tekanan dari MPR untuk memperbaiki manajemen dan koordinasi di dalam pemerintahannya, dia mengedarkan keputusan presiden yang memberikan kekuasaan negara sehari-hari kepada wakil presiden Megawati. Megawati mengambil alih jabatan presiden tak lama kemudian. Puncak jatuhnya Gus Dur dari kursi kepresidenan terjadi ketika MPR atas usulan DPR mempercepat Sidang Istimewa MPR. MPR menilai Presiden Gus Dur telah melanggar TAP No. VII/MPR/2000, karena menetapkan Komjen (Pol) Chaeruddin sebagai pemangku sementara jabatan Kapolri.
Melalui Sidang Istimewa MPR yang seperti di sebutkan diatas tadi, pada 23 Juli 2001, Megawati secara resmi diumumkan menjadi Presiden Indonesia ke-5. Meski ekonomi Indonesia mengalami banyak perbaikan, seperti nilai mata tukar rupiah yang lebih stabil, namun Indonesia pada masa pemerintahannya tetap tidak menunjukkan perubahan yang berarti dalam bidang-bidang lain.
Popularitas Megawati yang awalnya tinggi di mata masyarakat Indonesia, menurun seiring berjalannya waktu. Hal ini ditambah dengan sikapnya yang jarang berkomunikasi dengan masyarakat sehingga mungkin membuatnya dianggap sebagai pemimpin yang dingin. Sejak kenaikan Megawati sebagai presiden, aktivitas terorisme di Indonesia meningkat tajam, beberapa peledakan bom terjadi yang menyebabkan sentimen negatif terhadap Indonesia dari dalam negeri maupun negara kancah internasional.
Setelah masa pemerintahan Megawati berakhir Indonesia menyelenggarakan kembali pemilu presiden secara langsung pertamanya.
Megawati menyatakan pemerintahannya berhasil dalam memulihkan ekonomi Indonesia, dan pada 2004, maju ke Pemilu 2004 dengan harapan untuk terpilih kembali sebagai Presiden. Ujian berat dihadapi Megawati untuk membuktikan bahwa dirinya masih bisa diterima mayoritas penduduk Indonesia. Dalam kampanye, seorang calon dari partai baru bernama Partai Demokrat, Susilo Bambang Yudhoyono, muncul sebagai saingan Megawati.

4. Pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono
Pada 2004, pemilu satu hari terbesar di dunia diadakan dan Susilo Bambang Yudhoyono tampil sebagai presiden baru Indonesia. Pemerintah baru ini pada awal masa kerjanya telah menerima berbagai cobaan dan tantangan besar, seperti gempa bumi besar di Aceh dan Nias pada Desember 2004 yang meluluh lantakkan sebagian dari Aceh serta gempa bumi lain pada awal 2005 yang mengguncang Sumatra. Pada 17 Juli 2005, sebuah kesepakatan bersejarah berhasil dicapai antara pemerintah Indonesia dengan Gerakan Aceh Merdeka yang bertujuan mengakhiri konflik berkepanjangan selama 30 tahun di wilayah Aceh.
C.    Badan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif
            Badan Eksekutif, Legislatif dan Yudikatif  juga termasuk dari pembagian tiga konsep kekuasaan yang ada di Indonesia. Badan Eksekutif termasuk salah satu kekuasaan yang dijalankan oleh presiden serta wakil presiden, sebagai bagian dari badan eksekutif yang tidak dapat diganggu gugat. Pada masa-masa setelah proklamasi, Soekarno menerapkan sistem Demokrasi terpimpin. Kala itu, MPRS menetapkan Bung Karno sebagai presiden seumur hidup. Akan tetapi, pada era Soeharto, penetapan Soekarno sebagai presiden seumur hidup dibatalkan. Dengan ketetapan MPRS No. XXXXIV Tahun 1968, Jenderal Soeharto dipilih oleh MPRS sebagai presiden dan pada 1973 telah dipilih Sultan Hamengkubuwono IX sebagai wakil presiden.
Sampai sekarang saat ini, badan eksekutif tetap dijalankan oleh Presiden dan juga wakil presiden dalam jangka waktu kepemimpinan selama 5 tahun. Badan Eksekutif sebagai penyelanggara undang-undang yang telah dibuat oleh badan Legislatif wajib dilaksanakan oleh Presiden dan Wakilnya, serta para jajaran menterinya.
            Badan Legislatif juga termasuk salah satu bagian terpenting dalam sistem pemerintahan dan perpolitikan di Indonesia. Badan ini berfungsi sebagai pembuat undang-undang. Badan ini di negara-negara barat kadang disebut dengan Legislature  atau  Assembly serta Parliament. Sebutan lain juga mengutamakan representasi atau keterwakilan anggota-anggotanya dan dinamakan People Represantative Body, di Indonesia disebut dengan Dewan Perwakilan Rakyat serta Majelis Perwusyawaratan Rakyat. Fungsi legislatif antara lain menntukan kebijakan dan membuat undang-undang.
Untuk itu, legislatif diberi wewenang untuk mengadakan amandemen terhadap rancangan undang-undang yang disusun oleh pemerintah. Selain itu juga berfungsi sebagai pengontrol badan eksekutif dalam arti menjaga agar semua tindakan badan eksekutif sesuai dengan kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan.
Selanjutnya, badan Yudikatif. Badan Yudikatif di Indonesia dilaksanakan oleh Lembaga Kehakiman seperti MK dan MA. Asas kebebasan badan yudikatif (independent judiciary) juga terdapat dan dijelaskan dalam pasal 24 dan 25 UUD 1945 mengeani kekuasaan kehakiman yang menyatakan; “Kekuatan kehakiman adalah kekuasaan yang merdeka, artinya lepas dari pengaruh kekuasaan pemerintah. Berhubung dengan itu harus diadakan jaminan dalam undang-undang tentang kedudukan para hakim”.
Ketika era Reformasi sampai sekarang, banyak perubahan yang terjadi di Indonesia mengenai lembaga kehakiman ini. Amandemen ketiga UUD 1945 yang disahkan pada tanggal 10 November 2001, mengenai Bab Kekuasaan kehakiman (BAB 10) memuat beberapa perubahan (pasal 24A, 24B, dan pasal 24C). Dalam amandemen tersebut disebutkan bahwa Indonesia mempunyai penyelenggara kekuasaan kehakiman yan tertinggi yang terdiri atas Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung. Mahkamah Agung bertugas sebagai penguji peraturan perundang-undangan dibawah UU terhadap UUD. Sedangkan Mahkamah Konstitusi mempunyai kewenangan menguji UU terhadap UUD 1945. 
Selain itu, ada beberapa lembaga negara yang berdiri dan juga mempunyai hak untuk menjalankan kekuasasan kehakiman di Indonesia. Lembaga-lembaga baru tersebut berdiri setelah tumbangnya rezim Soeharto yang disebabkan pelanggaran hukum yang marak terjadi di Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut antara lain Komisi Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) yang awal pembentukannya berdasarkan Keputusan Presiden (Keppres) No. 50 Tahun 1993. Ada juga Komisi Hukum Nasional yang berdiri tahun 2000, kemudian Komisi Pemberantasan Korupsi atau KPK yang berdiri tahun 2002. Kemudian Komisi Nasional Anti Kekerasan terhadap Perempuan, yang lebih dikenal dengan Komnas Perempuan. Ada lagi Komisi Ombodsman Nasional atau disingkat KON, dibentuk tanggal 20 Maret 2000 berdasarkan Keputusan Presiden No. 44 Tahun 2000. Fungsi dari Komisi Ombudsman ini untuk mencegah terjadinya praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN) dan melalui peranan masyarakat.



Bab III
Penutup
Kesimpulan
Demikianlah, sekilas sistem politik dan pemerintahan yang ada di Indonesia. Indonesia yang kini telah bangkit dari masa lalunya yang kelam membuat jati diri bangsa Indonesia sebagai negara demokrasi mulai untuk menerapkannya secara total dan keseluruhan. Oleh karenanya, kita sebagai masyarakat, sudah seharusnya dapat membuat legitimisi kita kepada pemerintah lahir kembali demi terciptanya kehidupan politis lagi harmonis dan lebih baik daripada sebelumnya. Sejarah perpolitikan Indonesia yang ada dari zaman Demokrasi Terpimpinnya Soekarno, otoritarianisme-nya Soeharto, membuat negara ini sadar bahwa identitas negara yang demokrasi dan patut menjalankan seluruh tindakan kenegaraan berdasarkan kehendak rakyat, serta tidak cocok dengan sistem yang diperintah oleh Individu atau Otoriter.
            Selain itu, masyarakat Indonesia yang mejemuk harus bersatu padu dalam menerapkan sistem demokrasi yang bersasaskan kehendak rakyat. Indonesia yang notabenenya negara yang berkepulauan serta berbasis maritim yan terdapat sangat banyak macam budaya dan adat istiadat.





Daftar Pustaka
Budiarjo, Miriam, 2008, Dasar-dasar Ilmu Politik, Jakarta: Penerbit Gramedia.
Dr. Sunarso, 2013, Perbandingan Sistem Pemerintahan, Yogyakarta: Penerbit Ombak.
Syafiie, Inu Kencana, 2011, Etika Pemerintahan, Jakarta: PT. Asdi Mahasatya.
http:/sistem-politik-indonesia-era-reformasi.html, terakhir di unggah 17 Februari 2015.

http://sistempolitikerareformasi.blogspot.com/2012/11/sistem-politik-era-reformasi.htm, terakhir diunngah 17 februari 2015. 

Pengalaman Magang di Kementerian Luar Negeri

1.1 Foto ketika mengawal pelaksanaan acara Focus Group Discussion dengan Kemenlu mengenai Prospek Perdamaian di Afghanistan. Tangerang, ...