Analisis terhadap Gerakan Islamic State of Iraq and Sham (ISIS)
Oleh: Muhammad Akbar Rahmadi/HI/4
((Ditulis atas Pandangan Pribadi Penulis Mengenai Kelompok Radikal dalam Islam)
Oleh: Muhammad Akbar Rahmadi/HI/4
((Ditulis atas Pandangan Pribadi Penulis Mengenai Kelompok Radikal dalam Islam)
Akhir-akhir ini masyarakat internasional dikejutkan oleh aksi militansi kelompok Militan Islamic State of Iraq and Sham atau disebut juga ISIS. Kelompok militansi yang mengatasnamakan diri mereka sebagai Khilafah Islamiyyah ini sudah banyak membuat ancaman di berbagai kawasan di timur tengah. Pembunuhan dan pembantaian yang menghilangkan nyawa tak berdosa dan tidak bersalah membuat kita yang menyaksikannya akan miris dan sangat prihatin. Selain itu, kelompok ini juga mengancam beberapa negara yang dianggap musuh oleh mereka.Di sisi lain, ada beberapa pendapat para pengamat, baik dari tokoh agama mengenai timbulnya kelompok militansi yang berkembang ini. Mereka berpendapat bahwa kelompok ini buah hasil dari konspirasi dari Amerika Serikat dan sekutunya, Israel. Kemudian juga beberapa pengamat yang mengatakan bahwasanya kelahiran ISIS di dunia saat ini agar terus memperkeruh keadaaan di timur tengah. Oleh karena itu, sudah menjadi keharusan bagi dunia akademisi apalagi mahasiswa Hubungan Internasional untuk mengkaji isu ini. Makalah ini menjelaskan dengan singkat sejarah perkembangan Islamic State of Iraq and Sham (ISIS) serta ancaman-ancamannya, sedikit mengenai aliran yang dianutnya karena apabila jika mengkaji terlalu dalam, maka yang lebih baik mengkaji adalah mahasiswa Ushuluddin dan teologi Islam, sedangkan pemakalah hanya membahas kepentingan-kepentingan yang menjadi fakta di baliknya serta propaganda negara-negara yang berpengaruh di dunia saat ini, Amerika Serikat dan sekutunya.
Maka dari itu, penulis bertanya-tanya,
1. Apa itu ISIS?
2. Siapa itu Abu Bakar Al-Bahgdadi?
3. Bagaimana ISIS dihadapan masyarakat Internasional?
4. ISIS buatan CIA, NSA, dan Mossad? dan diakhir barulah kesimpulan.
A. Singkat mengenai ISIS dan perkembangannya
Sebelum kita membahas lebih dalam apa itu ISIS, alangkah baiknya kita mengetahui dari mana nama “ISIS” itu berasal. Dalam bahasa Arab, ISIS atau Islamic State in Iraq and al-Syam merupakan terjemahan dari organisasi Ad-Daulah al-Islamiyah fi al-Iraq wa asy-Syam. Tapi, Associated Press dan AS menyebutnya sebagai Islamic State in Iraq and The Levant (ISIL). Organisasi ini ada kaitannya dengan arus gerakan Salafiyah Jihadiyah yang menghimpun berbagai unsur berbeda untuk bertempur di Irak dan Suriah. Di medan tempur, mereka terbagi-bagi di bawah sejumlah front. Karena kondisi tersebut, dimunculkanlah nama organisasi yang menyebut istilah “Ad-Daulah Al-Islamiyah” (Islamic State). Nama ini sekaligus menjadi magnet yang menarik banyak pasukan dari berbagai daerah di medan perang untuk menyatakan kesetiaannya di bawah organisasi payung yang besar.Kelompok ini juga dalam bentuk aslinya terdiri dari dan didukung oleh berbagai kelompok pemberontak Sunni, termasuk organisasi-organisasi pendahulunya seperti Dewan Syura Mujahidin, dan Al-Qaeda di Irak (AQI), termasuk kelompok pemberontak Jaysh al-Fatiheen, Jund al-Sahaba, Katbiyan Ansar Al-Tawhid wal Sunnah dan Jeish al-Taiifa al-Mansoura, dan sejumlah suku Irak yang mengaku Sunni. Kemudian Organisasi Daulah Islamiyah awalnya terbagi dua, yakni Daulah Islamiyah fil Iraq yang di media massa dikenal dengan nama “Daisy” yang disandarkan pada Kelompok Tauhid wal Jihad yang didirikan tokoh berkebangsaan Yordania, Abu Musa az-Zarqawi di Irak tahun 2004 paska invasi militer AS ke Irak.Zarqawi pada tahun 2006 menyatakan kesetiaannya pada mantan pemimpin al-Qaeda, Osama bin Laden, dan meminta agar organisasinya menjadi bagian dari organisasi tersebut. Selanjutnya, pada tahun yang sama, dibentuk Dewan Syuro Mujahidin di bawah kepemimpinan Abdullah Rashed al-Baghdadi. Tapi, Az-Zarqawi akhirnya tewas dalam serangan AS pada pertengahan tahun 2006 dan kepemimpinan Daulah Islamiyah beralih ke Abu Hamza al-Mohajir. Hanya 4 tahun kemudian, tepatnya tanggal 19 April 2010, tentara AS di Irak berhasil membunuh Abu Hamza al-Mohajir. Dalam waktu sekitar sepuluh hari, Dewan Syuro menyelenggarakan pertemuan untuk memilih Abu Bakr al-Baghdadi sebagai pengganti kepemimpinan Daulah Iraq Islamiyah.
B. Abu Bakar Al-Bahgdadi serta kepemimipinannya.
Kemunculan Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) memicu kontroversi. Tak hanya di Irak dan Suriah, wilayah yang mereka kuasai, tapi juga menggemparkan para pemimpin dunia. Oleh karena itu sudah banyak kontroversi yang timbul dalam masyarakt internasional siapa yang dapat memimpin gerakan militan ISIS yang sampai sehebat itu dapat menguasai daerah Iraq dan Suriah. Setelah lama tidak tampil di hadapan umum, akhirnya Abu Bakar al-Baghdadi muncul di Masjid Agung Mosul, Irak.Baghdadi lahir di Samarra, utara Baghdad, Irak, pada 1971. Ia bernama Ibrahim Awad al-Badari. Juru bicara ISIS Abu Muhammad Adnani menyatakan, Baghdadi bernama Ibrahim bin Awad bin Ibrahim bin Ali bin Mohammed al-Badri al-Qurashi al-Hashimi al-Husseini. Baghdadi juga kerap dipanggil Abu Duaa dan Dr Ibrahim Awwad Ibrahim Ali al-Badri al-Samarrai. Ia menempuh pendidikan master dan Phd dalam studi Islam di University of Islamic Sciences, Baghdad. Baghdadi juga berguru kepada Abu Musab al-Zarqawi, pemimpin Alqaidah yang tewas pada 2006. Saat Amerika Serikat (AS) memimpin invasi ke Irak pada 2003, Baghdadi masih di bangku kuliah.Pada masa awal invasi belum menyeretnya berhubungan dengan Alqaidah maupun melakukan perlawanan. Kemudian, semuanya berubah. Akhir 2005, ia ditangkap sebagai tersangka pimpinan tingkat menengah dalam kelompok perlawanan Suni terhadap AS. Ia mendekam di Kamp Bucca, sebuah kamp penahanan di selatan Irak. Enam bulan di kamp menjadi titik balik bagi Baghdadi, dari seorang Muslim taat menjadi pejuang. Ia masuk dewan militer sebagai penasihat pemimpin Negara Islam.Di bawah kepemimpinannya, ISIS menyatakan diri untuk bergabung dengan Front Al Nusra, kelompok yang menyatakan diri sebagai satu-satunya afiliasi Al-Qaidah di Suriah. ISIS memiliki hubungan dekat dengan Al-Qaeda hingga tahun 2014. Namun karena misi berbelok dari misi perjuangan nasional dengan menciptakan perang sektarian di Irak dan Suriah dan penggunaan aksi-aksi kekerasan, Al-Qaidah lalu tidak mengakui kelompok ini sebagai bagian darinya lagi. Abu Bakar al-Baghdadi bahkan bersumpah untuk memimpin penaklukan Roma, yaitu ibukota agama Nasrani-Katolik, tepatnya Kota Vatikan yang terletak di tengah kota Roma, Italia. Pemimpin militan ISIS Abu Bakar al-Baghdadi ini juga menyerukan umat Islam untuk tunduk kepadanya.Dari awal sampai pada pembentukan negara Islam murni telah menjadi salah satu tujuan utama dari ISIS. Menurut wartawan Sarah Birke, salah satu "perbedaan yang signifikan" antara Front Al-Nusra dan ISIS adalah bahwa ISIS "cenderung lebih fokus pada membangun pemerintahan sendiri di wilayah yang ditaklukkan". Sementara kedua kelompok berbagi ambisi untuk membangun sebuah negara Islam, ISIS dengan "jauh lebih kejam dan melakukan serangan sektarian dan memaksakan hukum syariah secara segera". ISIS akhirnya mencapai tujuannya pada tanggal 29 Juni 2014, ketika itu dihapus "Irak dan Levant" dari namanya, dengan mulai menyebut dirinya sebagai Negara Islam, dan menyatakan wilayah okupasi di Irak dan Suriah sebagai kekhalifahan baru.
C. ISIS di hadapan masyarakat Internasional
Sampai saat ini ISIS masih merupakan ancaman bagi seluruh negara-negara yang belum dikuasainya. ISIS dengan berbagai ancamannya membuat negara-negara yang belum dijajahnya agar segera tunduk di bawah panji Khilafah Islamiyah. Wartawan Jepang yang bernama Goto kepalanya dipenggal oleh militan ISIS sempat membuat Negeri Sakura tersebut mengecam ISIS habis-habisan. Sebelumnya, Goto ditangkap pada bulan Oktober 2014 lalu, setelah ia melakukan perjalanan ke Suriah. Bersama salah satu pengusaha asal Negeri Sakura, Haruna Yukawa, ia menjadi sandera ISIS dengan nilai pembebasan sebesar 200 juta dolar AS selama 72 jam. Selain itu, pada tanggal 19 Agustus 2014 wartawan Amerika James Foley kepalanya juga dipenggal oleh militan ISIS. Ini merupakan rentetan ancaman yang dibawa ISIS sangatlah besar.Beberapa negara yang warga negaranya yang terlibat dalam gerakan militansi tersebut sudah mulai melakukan pengawalan dan pengawasan penting dalam internal negara mengenai isu dan ancaman terkait kelompok militansi ini. Di Prancis, pemerintah berusaha meyakinkan para warganya bahwa pihaknya siap menghadapi serangan apapun di wilayahnya, setelah kelompok Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) mengeluarkan seruan bagi kaum Muslim supaya membunuh warga negara yang pemerintahnya bertindak melawan kelompok militan itu. "Prancis tidak takut," kata Menteri Dalam Negeri Bernard Cazeneuve berulang-ulang dalam pernyataan yang disiarkan televisi menanggapi ancaman terhadap para anggota koalisi anti ISIS yang dipimpin Amerika Serikat. Di Inggris, 3 remaja inggris dikhawatirkan masuk kelompok ISIS melalui wilayah Turki. Pemerintah Inggris pun dengan cepat memberikan pengawalan yang ketat kepada seluruh warga negaranya yang ingin keluar negeri melalui Turki.Di Indonesia sendiri, TNI, NU dan Muhammadiyah juga bersama-sama mengecam ISIS, setelah melihat perlakuan ISIS yang kejam seperti yang ditampilkan di banyak media massa. Jendral TNI Maldoko beserta pasukannya melaksanakan latihan di Poso demi menangkal kelompok separatis dan terorisme apalagi ISIS. Sekjen PP Muhammadiyah, Dr. Abdul Mu’thi juga memberi tanggapan dan sikap resmi Muhammadiyah menyatakan bahwa Muhammadiyah menolak dan tak akan mematuhi Amir IS, Abu Bakar Al-Baghdadi. Sedangkan dari Nahdlatul Ulama (NU), Khatib Aam PBNU, KH. Malik Madani juga menyatakan penolakannya atas didirikannya kekhalifahan oleh ISIS secara sepihak ini. KH. Malik Madani juga menyatakan NU menolak mematuhi seruan Abu Bakar Al-Baghdadi.
Dari beberapa pernyataan negara diatas yang menolak ISIS, kita dapat memastikan bahwasanya ISIS merupakan satu dari sekian banyak kelompok radikal di dunia yang sangat membahayakan. ISIS sudah berhasil membuat kekhwatiran dunia dan membuat dunia begitu sangat memperhatikan seluruh gerak-gerik kelompok militan ini. Ini juga membuktikan bahwa ISIS menguasai beberapa media massa yang juga menjadikannya sebagai kelompok milian terkaya dan terkuat di dunia saat ini.
D. Konspirasi Amerika dan ISIS
Dalam bab ini, tidak terlalu rinci dan menjelaskan secara singkat apakah ISIS sesuai dengan syariat Islam atau hanya hasil bualan Amerika yang menjadikan umat Islam sebagai kambing hitam. Amerika yang saat ini menjadi negara adidaya nomor satu di dunia sangatlah mudah untuk menjadikan apapun yang ia kehendaki, baik dalam ekonomi, politik serta tata pemerintahan yang demorasi. Banyak kalangan pada awalnnya menganggap bahwa gerakan reformasi di Mesir yang terjadi pada tahun 2011 sudah sepenuhnya mengantarkan bangsa Mesir pada pintu gerbang demokrasi. Tetapi anggapan tersebut saat ini terbantah dengan melihat sikap militer yang menjadi “pemain di belakang layar” atas kejatuhan kekuasaan pemerintahan yang sah dan demokratis. Di sisi lain, mata-rantai keterlibatan Amerika dan jaringan internasional dalam menggusur Mobarak sekaligus memunculkan aliansi stratregis Militer Mesir dan Ihwanul Muslimin, memang cukup beralasan untuk menggulingkan Mesir.Nah, sekarang yang dihadapi oleh Amerika, bagaiamana caranya agar Suriah menjadi Irak kedua bagi negara tersebut? Apakah hanya kebetulan ISIS yang menamakan mereka Khilafah Islamiyah lahir begitu saja, tanpa adanya dukungan Amerika di belakangnya?Terkait fenomena munculnya gerakan Islamic State of Iraq and Suriah (ISIS), sebuah pernyataan mengejutkan dilontarkan mantan Menlu AS Hillary Clinton. Dalam buku terbarunya, “Hard Choice”, Hillary mengakui bahwa gerakan tersebut dibentuk oleh AS bersama sekutunya untuk membuat Timur Tengah senantiasa bergejolak. Mantan Menteri Luar Negeri tersebut berpendapat bahwa ISIS dibentuk dan diumumkan pada 5 Juni 2013 oleh pemerintah AS bersama dan negara-negara barat sekutunya demi memecah belah Timur Tengah melalui gerakan “Arab Springs“. Awalnya gerakan tersebut akan didirikan di Sinai, Mesir, sesuai revolusi yang bergolak di beberapa negara Timur Tengah. Namun saat terjadi kudeta yang digerakkan militer meletus di Mesir, semua rencana itu berantakan.Dari pendapat yang dikeluarkan oleh Hillary Clinton ini sungguh mengagetkan. Apa yang disampaikan olehnya termasuk pembentukan ISIS melalui Arab Spring dapat kita mengambil kesimpulan bahwasanya ISIS merupakan hasil bualan Amerika Serikat. Selain itu, mantan agen NSA dan CIA Edward Snowden mengungkapkan hal yang serupa. Bahkan dia mengatakan bahwa komandan dan Khalifah tertinggi ISIS, Abu Bakar Al-Baghdadi pernah melaksanakan latihan di Israel. Snowden juga menambahkan bahwa CIA Amerika dan Intelijen Inggris bekerja sama dengan Mossad Israel untuk menciptakan organisasi-organisasi teroris yang mampu menarik semua ekstrimis dunia untuk bersatu, dengan menggunakan strategi yang disebut Operation “the hornet’s nest” atau operasi “Sarang Lebah Hornet“. Mengapa disebut operasi “Sarang Lebah Hornet”?Lebah Hornet menyerang sarang lebah lainnya untuk mengambil semua yang ada dan berguna bagi mereka, mirip rampasan perang. Penyerangan hanya dilakukan oleh satu ekor lebah Hornet, peneliti pernah menemukan, hanya dalam tempo satu menit saja, lebih dari 40-50 lebah lawannya mati. Mereka memakan dan mengambil larva-larva dan madu milik lawan yang berguna bagi stamina dan energi untuk kawanan mereka, dan sebagian rampasan itu dibawa ke sarang Hornet untuk juga dimakan oleh ratunya. Itulah cara hidup Lebah Hornet, jadi ada perkiraan bagi kita tentang nama lebah ini, bagaimana cara menyerang lawan dengan perlawanan yang sangat ganas.Pusat Penelitian Globalisasi atau The Centre for Research on Globalization (CRG), sebuah organisasi non-profit independen di provinsi Quebec, Kanada, yang berfokus pada penelitian dan media, menyampaikan info tentang ini juga, dan menambahkan bahwa “tiga negara menciptakan sebuah organisasi teroris yang mampu menarik semua ekstrimis dunia disatu tempat, dengan menggunakan strategi “sarang lebah hornet” tersebut. Memang selama ini dicurigai oleh banyak penguak konspirasi teori dari seluruh dunia, bahwa fakta telah membuktikan, jika ditarik sejarahnya, kelompok Mujahiddin, Taliban, Al-Qaeda, Hammas, Bako Haram, bahkan Ikhwanul Muslimin dibuat, dibesarkan dan dibiayai oleh CIA, Mossad dan Zion beserta inteligen barat lainnya. Sungguh ini merupakan sebuah konspirasi Zionis untuk melakukan serangkaian tipu daya dan muslihat kepada umat muslim, agar dapat memecah belah Umat Islam secara keseluruhan.
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas tadi, dapat diambil garis kesimpulan bahwasanya tidak semua gerakan-gerakan yang berhaluan ekstrimis di dunia ini murni dari apa yang mereka kerjakan. Banyak bukti yang berkata bahwa Al-Qaeda dan beberapa kleompok militan di dunia ini adalah hasil dari rekayasa Amerika sendiri untuk membuat Islam itu hancur. Di sisi lain, permainan politik dan peran ekonomi yang signifikan membuat negara-negara yang memegang kekuasaan tertinggi di dunia saat ini saling memperebutkan hasil dari kekayaan negara yang diporak-porandakan oleh kelompok militan tersebut. Mesir yang kaya akan kebudayaan kunonya serta Irak yang kaya akan kilang minyaknya, membuat negara tersebut hancur dan tumbang dengan hasil kebudayaan dan kekayaan alam yang dirampas Amerika. Kita tinggal menunggu saja kapan Suriah akan tumbang di bawah kekuasaan Amerika. Jika ISIS semakin besar, maka Amerika punya dalil untuk menyerang ISIS, dan dari sini akan dibuktikan siapakah yang akan menang, antara kebenaran yang tidak dikonsep dan sebuah kebathilan yang dikonsep.Tapi, di sisi lain, masih banyak pejuang-pejuang militan ISIS yang benar-benar menerapkan terwujudnya negara yang bersistemkan Khilafah Islamiyah. Beberapa video yang beredar mengenai pembuatan perpustakaan, rumah sakit, penerapan hukum syariat yang sistemastis dan bersifat tetap juga mendapat apresiasi yang positif dari berbagai kalangan. Maka, tidak heran banyak wanita Prancis yang menyatakan setuju dengan kelompok ISIS lantaran hati mereka tersentuh melihat anak-anak kecil yang diselamatkan oleh militan ISIS.Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa yang duduk bangku kuliah, apalagi di program studi Hubungan Internasional, untuk mengetahui apa yang terjadi di balik seluruh agenda dunia belakangan ini, dan itu tidak hanya terjadi semata, melainkan ada beberapa kepentingan yang diperjuangkan di belakangnya. Kita tidak hanya menge-judge sesuatu itu halal, haram, melainkan bagaimana menempatkan diri kita di ranah yang tepat. Alangkah baiknya kita juga menelaah lebih lanjut dan mencari data dan sumber yang valid mengenai isu-isu tersebut.
Wallahu’alaam Bisshowab.
NB: Dari berbagai Sumber
Maka dari itu, penulis bertanya-tanya,
1. Apa itu ISIS?
A. Singkat mengenai ISIS dan perkembangannya
B. Abu Bakar Al-Bahgdadi serta kepemimipinannya.
C. ISIS di hadapan masyarakat Internasional
D. Konspirasi Amerika dan ISIS
Kesimpulan
Dari pembahasan diatas tadi, dapat diambil garis kesimpulan bahwasanya tidak semua gerakan-gerakan yang berhaluan ekstrimis di dunia ini murni dari apa yang mereka kerjakan. Banyak bukti yang berkata bahwa Al-Qaeda dan beberapa kleompok militan di dunia ini adalah hasil dari rekayasa Amerika sendiri untuk membuat Islam itu hancur. Di sisi lain, permainan politik dan peran ekonomi yang signifikan membuat negara-negara yang memegang kekuasaan tertinggi di dunia saat ini saling memperebutkan hasil dari kekayaan negara yang diporak-porandakan oleh kelompok militan tersebut. Mesir yang kaya akan kebudayaan kunonya serta Irak yang kaya akan kilang minyaknya, membuat negara tersebut hancur dan tumbang dengan hasil kebudayaan dan kekayaan alam yang dirampas Amerika. Kita tinggal menunggu saja kapan Suriah akan tumbang di bawah kekuasaan Amerika. Jika ISIS semakin besar, maka Amerika punya dalil untuk menyerang ISIS, dan dari sini akan dibuktikan siapakah yang akan menang, antara kebenaran yang tidak dikonsep dan sebuah kebathilan yang dikonsep.Tapi, di sisi lain, masih banyak pejuang-pejuang militan ISIS yang benar-benar menerapkan terwujudnya negara yang bersistemkan Khilafah Islamiyah. Beberapa video yang beredar mengenai pembuatan perpustakaan, rumah sakit, penerapan hukum syariat yang sistemastis dan bersifat tetap juga mendapat apresiasi yang positif dari berbagai kalangan. Maka, tidak heran banyak wanita Prancis yang menyatakan setuju dengan kelompok ISIS lantaran hati mereka tersentuh melihat anak-anak kecil yang diselamatkan oleh militan ISIS.Maka dari itu, kita sebagai mahasiswa yang duduk bangku kuliah, apalagi di program studi Hubungan Internasional, untuk mengetahui apa yang terjadi di balik seluruh agenda dunia belakangan ini, dan itu tidak hanya terjadi semata, melainkan ada beberapa kepentingan yang diperjuangkan di belakangnya. Kita tidak hanya menge-judge sesuatu itu halal, haram, melainkan bagaimana menempatkan diri kita di ranah yang tepat. Alangkah baiknya kita juga menelaah lebih lanjut dan mencari data dan sumber yang valid mengenai isu-isu tersebut.
Wallahu’alaam Bisshowab.
NB: Dari berbagai Sumber